SIAK - Pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak hingga kini masih terus dilakukan. Petugas terkendala sulitnya mendapatkan air untuk memadamkan api.

"Saat ini tim dari Manggala Agni, Masyarakat Pedulia Api (MPA), Manggala Agni, BPBD, Regu Pemadam Kebakaran (RPK), TNI dan juga Kepolisian sedang berjibaku memadamkan api di Bunsur, Siak," ujar Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tasik Besar Serkap (TBS) Provinsi Riau Andri, Selasa (23/2/2021).

Ia menjelaskan, lokasi kebakaran jauh dari embung. Ditambah lagi sekarang musim kemarau, sehingga air sulit didapat.

"Tapi Alhamdulillah dalam hal ini kita sudah dibantu oleh Pemkab Siak yang telah mengirim alat untuk membuat embung," ujarnya.

Dikatakan Andri lagi, pihaknya sudah mengirimkan tim drone untuk mengarahkan alat-alat di lapangan. Karena memang di lapangan itu harus disekat, jika tidak menggunakan drone untuk mengarahkan dikhawatirkan alat bisa terbakar.

"Saat ini sudah hampir terkendali, namun belum terkendali betul," sebutnya.

Lanjut Andri, saat ini KPH Tasik Besar Serkap Provinsi Riau sudah memiliki Resort Based Management (RBM) di Kampung Dosan yang keberadaannya tak jauh dari Bunsur.

"Sebenarnya untuk Kampung Bunsur itu di luar kewenangan kita, karena kitakan kawasan hutan. Namun karena jaraknya memang dekat dari RBM ya kita wajib memback up juga. Kita sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Keberadaan RBM ini juga mempercepat komunikasi. Sehingga semakin mudah untuk berkoordinasi," sebutnya.

Dijelaskan Andri, RBM Kampung Dosan diresmikan oleh Gubernur Riau Syamsuar, Kamis (15/10/2020) lalu. RBM ini tujuan utamanya agar daya jangkau lebih cepat di lapangan. Resort ini juga menjadi tempat naungan beberapa unit di sekitar kawasan hutan.

"Sejak ada Resort ini terasa dampaknya. Sudah beberapa kali terjadi kebakaran lahan kita langsung sampai ke lokasi dan lebih cepat," ungkapnya.

Selain itu dengan adanya petugas yang tinggal di Resort, maka patroli bisa dilakukan setiap hari. Jadi sebelum ada kejadian kebakaran, tim yang melakukan patroli sudah langsung bisa mematikan api yang ada.

"Dengan adanya Resort ini, kita juga bisa melakukan pendataan ini lahan siapa, itu lahan siapa. Karena kita setiap harikan patroli. Selain itu kita juga sudah memetakan mana wilayah-wilayah yang rawan kebakaran," ucapnya.

Dengan adanya Resort ini juga pihaknya sudah siap dengan segala kondisi. "Harapan kita kebakaran hutan dan lahan di tahun 2021 ini terjadi penurunan yang tajam," tuturnya.

Kepala Resort Based Management (RBM) Kampung Dosan Rudianto menambahkan, selain susah air, yang menjadi kendala lainnya dalam memadamkan api di Bunsur Siak adalah angin yang cukup kencang.

"Anginnya kencang, kadang ke arah Selatan kadang ke arah Barat. Jadi nggak tentu arah anginnya. Kita kan prinsipnya menyelamatkan diri dulu ya saat melakukan pemadaman. Kalau angin arah ke kita, bagaimana mau nyiram. Tak bisa. Jadi ya bertahanlah supaya kondisi kita tetap terjaga dan selamat," urainya.

Intinya menyiram itu harus mengikuti arah angin, jangan melawan arah angin. "Karena jika itu dilakukan kita yang kacau. Kita harus memikirkan tim dan yang nomor satu adalah keselamatan bersama," pungkasnya.*

Sumber : https://www.idnjurnal.com/news/detail/9316/air-sulit-jadi-kendala-pemadaman-karhutla-di-siak

cloud
cloud

Air Sulit Jadi Kendala Pemadaman Karhutla di Siak


blog

SIAK - Pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak hingga kini masih terus dilakukan. Petugas terkendala sulitnya mendapatkan air untuk memadamkan api.

"Saat ini tim dari Manggala Agni, Masyarakat Pedulia Api (MPA), Manggala Agni, BPBD, Regu Pemadam Kebakaran (RPK), TNI dan juga Kepolisian sedang berjibaku memadamkan api di Bunsur, Siak," ujar Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tasik Besar Serkap (TBS) Provinsi Riau Andri, Selasa (23/2/2021).

Ia menjelaskan, lokasi kebakaran jauh dari embung. Ditambah lagi sekarang musim kemarau, sehingga air sulit didapat.

"Tapi Alhamdulillah dalam hal ini kita sudah dibantu oleh Pemkab Siak yang telah mengirim alat untuk membuat embung," ujarnya.

Dikatakan Andri lagi, pihaknya sudah mengirimkan tim drone untuk mengarahkan alat-alat di lapangan. Karena memang di lapangan itu harus disekat, jika tidak menggunakan drone untuk mengarahkan dikhawatirkan alat bisa terbakar.

"Saat ini sudah hampir terkendali, namun belum terkendali betul," sebutnya.

Lanjut Andri, saat ini KPH Tasik Besar Serkap Provinsi Riau sudah memiliki Resort Based Management (RBM) di Kampung Dosan yang keberadaannya tak jauh dari Bunsur.

"Sebenarnya untuk Kampung Bunsur itu di luar kewenangan kita, karena kitakan kawasan hutan. Namun karena jaraknya memang dekat dari RBM ya kita wajib memback up juga. Kita sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Keberadaan RBM ini juga mempercepat komunikasi. Sehingga semakin mudah untuk berkoordinasi," sebutnya.

Dijelaskan Andri, RBM Kampung Dosan diresmikan oleh Gubernur Riau Syamsuar, Kamis (15/10/2020) lalu. RBM ini tujuan utamanya agar daya jangkau lebih cepat di lapangan. Resort ini juga menjadi tempat naungan beberapa unit di sekitar kawasan hutan.

"Sejak ada Resort ini terasa dampaknya. Sudah beberapa kali terjadi kebakaran lahan kita langsung sampai ke lokasi dan lebih cepat," ungkapnya.

Selain itu dengan adanya petugas yang tinggal di Resort, maka patroli bisa dilakukan setiap hari. Jadi sebelum ada kejadian kebakaran, tim yang melakukan patroli sudah langsung bisa mematikan api yang ada.

"Dengan adanya Resort ini, kita juga bisa melakukan pendataan ini lahan siapa, itu lahan siapa. Karena kita setiap harikan patroli. Selain itu kita juga sudah memetakan mana wilayah-wilayah yang rawan kebakaran," ucapnya.

Dengan adanya Resort ini juga pihaknya sudah siap dengan segala kondisi. "Harapan kita kebakaran hutan dan lahan di tahun 2021 ini terjadi penurunan yang tajam," tuturnya.

Kepala Resort Based Management (RBM) Kampung Dosan Rudianto menambahkan, selain susah air, yang menjadi kendala lainnya dalam memadamkan api di Bunsur Siak adalah angin yang cukup kencang.

"Anginnya kencang, kadang ke arah Selatan kadang ke arah Barat. Jadi nggak tentu arah anginnya. Kita kan prinsipnya menyelamatkan diri dulu ya saat melakukan pemadaman. Kalau angin arah ke kita, bagaimana mau nyiram. Tak bisa. Jadi ya bertahanlah supaya kondisi kita tetap terjaga dan selamat," urainya.

Intinya menyiram itu harus mengikuti arah angin, jangan melawan arah angin. "Karena jika itu dilakukan kita yang kacau. Kita harus memikirkan tim dan yang nomor satu adalah keselamatan bersama," pungkasnya.*

Sumber : https://www.idnjurnal.com/news/detail/9316/air-sulit-jadi-kendala-pemadaman-karhutla-di-siak

95
0   0

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini