Hasilkan 100 Liter Perhari Target Hingga 10.000 Botol
Meskipun baru resmi terbentuk berdasarkan keputusan Rektor, Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan COVID-19 UNMUL langsung berinisiatif memproduksi Jamu atau Imun Booster Drink yang memberikan manfaat membantu memelihara daya tahan tubuh atau immunomodulator.
Setelah sebelumnya Fakultas Farmasi UNMUL telah memproduksi Hand Sanitizer guna mengantisipasi penyebaran virus corona, Satgas COVID-19 UNMUL yang diketuai oleh Dr. dr. Nataniel Tandirogang, M.Si. UNMUL itu, merupakan unit kerjasama para akademisi dari beberapa Fakultas yang sejak Kamis, (26/03) lalu, telah meracik berbagai bahan tanaman alami untuk diolah menjadi jamu yang dinamai NEESFARM.
Kandungan NEESFARM yang dikemas dalam botol ukuran 250 ml itu mengandung komposisi daun kelor, meniran, kunyit, jahe, sambiloto dan madu.
Sekretaris COVID-19 UNMUL, Prof. Dr. Esti Handayani., M.Si ketika ditemui Humas UNMUL di Ruang Bengkirai, Kampus Fakultas Kehutanan tempat produksi NEESFARM, Jum’at (27/03) mengungkapkan, Satgas ini sebenarnya dibentuk dan diberi tugas oleh Rektor untuk mengevaluasi dan memberikan rekomendasi langkah – langkah apa saja yang dilakukan terkait penyebaran COVID-19.
“Karena seperti diketahui virus corona itu sendiri bisa diatasi agar tidak tertular dengan sistem imun atau kekebalan tubuh manusia itu sendiri. Dengan mengkonsumsi jamu ini diharapkan imun tubuh dapat meningkat sehingga dapat menanggulangi infeksi COVID-19 di dalam tubuh,” jelasnya.
Sejak hari pertama produksi tambahnya, NEESFARM telah dibagikan secara gratis di lingkungan UNMUL sembari mengevaluasi dampak atau manfaat dari Jamu ini. “Setelah melihat respon yang didapat jika hasilnya bagus tidak menimbulkan efek samping, jamu ini akan kami produksi secara massal. Target yang direncanakan akan diproduksi sebanyak 10.000 botol,” katanya.
“Komposisi jamu secara ilmiah dan sesteril mungkin akan kami produksi disini dengan kuantitas 100 liter jamu sehari. Produksi jamu ini harap kami dapat berkelanjutan dan terimplementasi di skala industri,” tambahnya
Guru Besar dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL itu pun menyatakan, penyebaran COVID-19 sudah sangat luas di berbagai negara termasuk Indonesia. Negara sudah berupaya semaksimal mungkin menekan penyebaran virus ini. “Oleh karena itu mari kita semua bersabar dengan musibah ini. Apa yang kita bisa lakukan sesuai dengan kemampuan dan kompetensi kita mari kita wujudkan untuk meringankan beban pemerintah dan masyarakat. UNMUL pun ingin melakukan sesuatu dan solusi nyata untuk penanggulan penyebaran COVID-19,” urainya.
Didukung IDI Kaltim dan KPH Kendilo, Akan Didonasikan ke Tenaga Medis
Sementara itu, Pengarah Satgas COVID-19 UNMUL, Prof. Dr. Rudianto Amirta., MP menyampaikan bahwa, selain dikonsumsi untuk kalangan kampus sendiri, ke depan produksi Jamu yang didukung oleh Ikatan Dokter Indoesia (IDI) Kaltim dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kendilo ini akan didonasikan bagi tenaga medis yang bertugas dan berjuang melawan COVID-19 di Rumah Sakit.
“Pada tahap awal ini kami berencana menyiapkan 1.000 liter dan diagendakan minggu depan akan mulai didistribusikan. Bagi para pihak yang mempunyai kepedulian mari bersama kami kita berdonasi bersama, sehingga minuman ini produksinya terus meningkat untuk mengantsisipasi pandemi yang belum tahu kapan akan berakhir,” tutur Dekan Fahutan UNMUL itu.
Meski begitu diakuinya, NEESFARM juga diharapkan bisa dikonsumsi pula oleh masyarakat umum setelah melalui beberapa proses standarisasi dan perizinan terkait. Dirinya berharap jamu yang diproduksi dari bahan tumbuhan alami ini dapat membantu dalam mencegah virus corona masuk ke dalam tubuh dikarenakan bahan yang terkandung didalamnya mampu meningkatkan kekebalan tubuh. (hms/frn)
Foto: Istimewa dan Hartanto
sumber : https://unmul.ac.id/post/unmul-produksi-minuman-daya-tahan-tubuh-1585390272.html