TARAKAN – Sejak Selasa hingga Kamis (3-5/9) mendatang, Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan bekerjasama dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia menggelar Pelatihan Global Forest Watch (GFW).

Kegiatan yang berlangsung di ruang pertemuan Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltara di Tarakan tersebut, disertai perwakilan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) Penyuluh Kehutanan, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dan Polisi Kehutanan (Polhut) dari seluruh KPH di Kaltara, perwakilan pemerintah kecamatan dan kelurahan di Kota Tarakan, dan lainnya.

“Pelatihan ini merupakan bagian penting dari memperkaya upaya KPH di Kaltara, khususnya KPH Tarakan untuk mengurangi laju deforestasi dan kebakaran hutan pada kawasan hutan yang ada. Sebab, Global Forest Watch ini menyajikan data yang terpantau dan dikelola setiap hari,” ucap Kepala UPTD KPH Kota Tarakan, Ridwanto Suma pada sambutannya yang dibacakan oleh Polhut Muda pada KPH Tarakan, Romy Suprianto untuk membuka acara tersebut.

Sementara itu, pihak WRI Indonesia pada kegiatan ini diwakilkan oleh Mirzha Hanifah, Forest and Landscape Monitoring Project Coordinator atau  Koordinator untuk Proyek Pemantauan Hutan dan Lanskap di WRI Indonesia.

Dijelaskannya, WRI Indonesia adalah organisasi penelitian independen yang bekerja sama dengan pemerintah, bisnis, lembaga multilateral, dan kelompok masyarakat sipil untuk mengembangkan solusi praktis yang meningkatkan kehidupan masyarakat dan memastikan alam dapat berkembang di Indonesia. “Kami mengatur pekerjaan kami di sekitar 5 isu penting, yakni hutan dan tata guna lahan, iklim, energi, kota dan transportasi, dan lautan. Jadi, kami tidak hanya mengawasi hutan,” ungkapnya.

Mencatut laman www.globalforestwatch.org, dijabarkan bahwa ribuan orang di seluruh dunia telah menggunakan GFW setiap hari untuk memantau dan mengelola hutan, menghentikan deforestasi ilegal dan kebakaran, menyerukan kegiatan yang tidak berkelanjutan, mempertahankan tanah dan sumber daya mereka, sumber komoditas berkelanjutan, dan melakukan penelitian di garis depan konservasi.

Global Forest Watch adalah platform online yang menyediakan data dan alat untuk memantau hutan. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, GFW memungkinkan siapa saja untuk mengakses informasi nyaris seketika tentang tempat dan bagaimana hutan berubah di seluruh dunia,” urai alumni Fakultas Kehutanan (Fahutan) Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.(*/tim)

cloud
cloud

Cegah Deforestasi, KPH Tarakan – WRI Gelar Pelatihan GFW


blog

TARAKAN – Sejak Selasa hingga Kamis (3-5/9) mendatang, Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan bekerjasama dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia menggelar Pelatihan Global Forest Watch (GFW).

Kegiatan yang berlangsung di ruang pertemuan Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltara di Tarakan tersebut, disertai perwakilan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) Penyuluh Kehutanan, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dan Polisi Kehutanan (Polhut) dari seluruh KPH di Kaltara, perwakilan pemerintah kecamatan dan kelurahan di Kota Tarakan, dan lainnya.

“Pelatihan ini merupakan bagian penting dari memperkaya upaya KPH di Kaltara, khususnya KPH Tarakan untuk mengurangi laju deforestasi dan kebakaran hutan pada kawasan hutan yang ada. Sebab, Global Forest Watch ini menyajikan data yang terpantau dan dikelola setiap hari,” ucap Kepala UPTD KPH Kota Tarakan, Ridwanto Suma pada sambutannya yang dibacakan oleh Polhut Muda pada KPH Tarakan, Romy Suprianto untuk membuka acara tersebut.

Sementara itu, pihak WRI Indonesia pada kegiatan ini diwakilkan oleh Mirzha Hanifah, Forest and Landscape Monitoring Project Coordinator atau  Koordinator untuk Proyek Pemantauan Hutan dan Lanskap di WRI Indonesia.

Dijelaskannya, WRI Indonesia adalah organisasi penelitian independen yang bekerja sama dengan pemerintah, bisnis, lembaga multilateral, dan kelompok masyarakat sipil untuk mengembangkan solusi praktis yang meningkatkan kehidupan masyarakat dan memastikan alam dapat berkembang di Indonesia. “Kami mengatur pekerjaan kami di sekitar 5 isu penting, yakni hutan dan tata guna lahan, iklim, energi, kota dan transportasi, dan lautan. Jadi, kami tidak hanya mengawasi hutan,” ungkapnya.

Mencatut laman www.globalforestwatch.org, dijabarkan bahwa ribuan orang di seluruh dunia telah menggunakan GFW setiap hari untuk memantau dan mengelola hutan, menghentikan deforestasi ilegal dan kebakaran, menyerukan kegiatan yang tidak berkelanjutan, mempertahankan tanah dan sumber daya mereka, sumber komoditas berkelanjutan, dan melakukan penelitian di garis depan konservasi.

Global Forest Watch adalah platform online yang menyediakan data dan alat untuk memantau hutan. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, GFW memungkinkan siapa saja untuk mengakses informasi nyaris seketika tentang tempat dan bagaimana hutan berubah di seluruh dunia,” urai alumni Fakultas Kehutanan (Fahutan) Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.(*/tim)

3   0
Bagikan :

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini