TARAKAN, UPTD KPH Tarakan – PT Pertamina melalui Pertamina Fuel Terminal (FT) Tarakan kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung peningkatan kualitas kehidupan dan lingkungan. Salah satu sasarannya, adalah kualitas lingkungan hidup yang dimanifestasikan lewat pengelolaan alam untuk hajat hidup orang banyak. Bentuknya, yakni pertanian maupun perladangan.
Merealisasikannya, FT Tarakan pun menggandeng Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tarakan yang memang salah satu tanggungjawabnya adalah mendampingi warga sekitar hutan yang melakukan pertanian didalam wilayah kelola KPH Tarakan, atau didalam kawasan lindung. Mereka, didefinisikan sebagai Kelompok Tani Hutan (KTH) yang dilegitimasikan melalui program Perhutanan Sosial (PS).
Untuk itu, Rabu (21/12) pagi, Dora selaku CDO Pertamina FT Tarakan didampingi personel UPTD KPH Tarakan melakukan peninjauan lapangan sekaligus penjajakan ke KTH Maspul, Gunung Slipi, Kelurahan Kampung 1/Skip. KTH ini merupakan salah satu dari 2 KTH yang tergabung didalam Gabungan Kelompok Tani Hutan (Gapoktanhut) Gunung Slipi.
Dari tinjauan itu, tersirat bahwa FT Tarakan berencana mewujudkan tanggung jawab sosialnya untuk membantu pengembangan kapasitas petani di KTH tersebut. Tentunya, ini memanfaatkan program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina FT Tarakan. Sebagaimana diketahui, CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan seperti terhadap masalah-masalah yang berdampak pada lingkungan seperti polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja.
Dora juga tampak melakukan wawancara dengan pendamping KTH Maspul dan salah seorang petani guna menggali kendala yang mereka hadapi dalam mengembangkan pertanian di wilayah itu. “Salah satu item yang menjadi kendala dalam pengembangan keekonomisan hasil pertanian di Gunung Slipi ini, adalah ketersediaan pupuk yang memang cukup langka dan mahal harganya,” kata Pendamping Gapoktanhut Gunung Slipi, Arief Rakhman, belum lama ini.
Mendengar hal tersebut, tergambar sekilas bahwa FT Tarakan akan berupaya menjajaki kemungkinan untuk membantu mengatasi kendala itu melalui program pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang terafilisasi dalam program CSR mereka.(*/SRMH)

cloud
cloud

Gandeng KPH, FT Tarakan Jajaki Pengembangan SDM KTH


blog

TARAKAN, UPTD KPH Tarakan – PT Pertamina melalui Pertamina Fuel Terminal (FT) Tarakan kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung peningkatan kualitas kehidupan dan lingkungan. Salah satu sasarannya, adalah kualitas lingkungan hidup yang dimanifestasikan lewat pengelolaan alam untuk hajat hidup orang banyak. Bentuknya, yakni pertanian maupun perladangan.
Merealisasikannya, FT Tarakan pun menggandeng Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tarakan yang memang salah satu tanggungjawabnya adalah mendampingi warga sekitar hutan yang melakukan pertanian didalam wilayah kelola KPH Tarakan, atau didalam kawasan lindung. Mereka, didefinisikan sebagai Kelompok Tani Hutan (KTH) yang dilegitimasikan melalui program Perhutanan Sosial (PS).
Untuk itu, Rabu (21/12) pagi, Dora selaku CDO Pertamina FT Tarakan didampingi personel UPTD KPH Tarakan melakukan peninjauan lapangan sekaligus penjajakan ke KTH Maspul, Gunung Slipi, Kelurahan Kampung 1/Skip. KTH ini merupakan salah satu dari 2 KTH yang tergabung didalam Gabungan Kelompok Tani Hutan (Gapoktanhut) Gunung Slipi.
Dari tinjauan itu, tersirat bahwa FT Tarakan berencana mewujudkan tanggung jawab sosialnya untuk membantu pengembangan kapasitas petani di KTH tersebut. Tentunya, ini memanfaatkan program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina FT Tarakan. Sebagaimana diketahui, CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan seperti terhadap masalah-masalah yang berdampak pada lingkungan seperti polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja.
Dora juga tampak melakukan wawancara dengan pendamping KTH Maspul dan salah seorang petani guna menggali kendala yang mereka hadapi dalam mengembangkan pertanian di wilayah itu. “Salah satu item yang menjadi kendala dalam pengembangan keekonomisan hasil pertanian di Gunung Slipi ini, adalah ketersediaan pupuk yang memang cukup langka dan mahal harganya,” kata Pendamping Gapoktanhut Gunung Slipi, Arief Rakhman, belum lama ini.
Mendengar hal tersebut, tergambar sekilas bahwa FT Tarakan akan berupaya menjajaki kemungkinan untuk membantu mengatasi kendala itu melalui program pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang terafilisasi dalam program CSR mereka.(*/SRMH)

81
0   0

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini