Tanjung (ANTARA) - Rumah Konservasi Anggrek di Desa Garagata Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong kini memiliki lebih 60 jenis anggrek hutan yang diambil dari kawasan hutan setempat.
Dibangun sejak 2019 oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Kabupaten Tabalong rumah konservasi anggrek menggandeng Kelompok Tani Hutan (KTH) Bunga Sari Desa Garagata telah berkembang menjadi tempat edukasi bagi anak-anak sekolah maupun masyarakat.
"Selain jadi tempat magang sejumlah sekolah kita juga menerima kunjungan dari KPH Hulu Sungai hingga KPH Kalimantan Timur terkait studi banding pembuatan rumah konservasi anggrek, " jelas penyuluh kehutanan di KPH Kabupaten Tabalong Misnariah.
Di rumah konservasi ini sejumlah Anggrek langka bisa kita temui seperti jenis anggrek Panda Dearei yang berasal dari Pegunungan Meratus, Anggrek Hitam (Coeloegyne Pandurata) hingga Anggrek Kantung Semar (Papiophedillum Lowii).
Misnariah menyampaikan kini KTH Bunga Sari mampu membudidayakan anggrek hutan maupun hibrida setelah sebelumnya mendapat pelatihan dari Perhimpunan Anggrek Indonesia Kabupaten Tabalong.
Salah satu anggota KTH Bunga Sari , Yono selaku pengelola Rumah Konservasi Anggrek mengatakan sejak 2020 anggrek hasil budidaya mulai dijual ke pengunjung.
"Biasanya ada pengunjung yang membeli anakan anggrek yang sudah kami perbanyak," jelas Yono.
Hasil penjualan anggrek pun dimanfaatkan KTH Bunga Sari untuk keperluan operasional anggotanya dalam mengelola rumah konservasi anggrek.
Sebelumnya KTH Bunga Sari mendapat fasilitasi Wanawiyata WidyaKarya atau model usaha di bidang kehutanan dari Kementerian LH dan Kehutanan.
Sebagai bagian dari pengelolaan hutan kemasyarakatan KTH yang diketuai Warsito ini juga eksis melakukan budidaya lebah madu kelulut dan agro forestry.
"Budidaya madu kelulut masih kita lakukan meski saat ini produksinya menurun karena adanya gangguan hewan liar di sekitar lokasi budidaya," jelas Warsito.
Kepala Seksi Pemanfaatan KPH Kabupaten Tabalong Aidil Fahruraji mengatakan luas areal persetujuan hutan kemasyarakatan yang dikelola KTH Bunga Sari mencapai 690 hektare.
"Rumah konservasi anggrek bagian dari hutan kemasyarakatan yang dikelola KTH Bunga Sari dengan harapan bisa memberikan tambahan penghasilan bagi mereka," jelas Aidil.
Termasuk turut mendukung upaya pelestarian anggrek hutan yang ada di kawasan hutan Desa Garagata maupun wilayah kerja KPH setempat.
Editor: Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Sumber : Antara News