PELAIHARI – Untuk mendukung program Pemerintah mengenai Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan 15.000 hektar (Ha) dalam kegiatan Padat Karya Mangrove (PKM) yang bertujuan untuk pemenuhan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar pesisir pantai yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Alokasi Provinsi Kalimantan Selatan yang dikomando oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung (BPDASHL) Barito menargetkan 1.000 Ha dari 15.000 target luas penanaman mangrove yang tersebar di 4 Kabupaten, yakni Barito Kuala, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru.

                                                                     
 
BPDASHL-Barito bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan yang diwakili oleh 8 KPH, salah satunya KPH Tanah Laut dengan target luasan 382 Ha. Program ini telah berlangsung sejak 3 pekan terakhir yang diawali dengan launching penanaman di Desa Pagatan Besar, Kecamatan Takisung. Adapun kelanjutannya yaitu dengan membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) yang berada di Desa Pantai Harapan, Desa Sungai Rasau, Desa Pagatan Besar, Desa Kuala Tambangan, Desa Tanjung Dewa, dan Desa Swarangan yang nantinya akan oleh ada pendamping lapangan pada setiap Desa. 

                                                                          

Pembentukan KTH dan pendamping lapangan ini akan diberikan bimbingan teknis dan administrasi yang akan berlangsung pada Sabtu dan Minggu (10-11/10) di Aula BPDASHL-Barito. Namun, sebelum diadakannya bimtek tersebut, KPH Tanah Laut memberikan pra pembekalan terlebih dahulu pada Jum’at (09/10) kepada para pendamping lapangan yang dipimpin oleh Rahmad Riansyah, S.Hut.,MP selaku KKPH Tanah Laut di halaman KPH Tanah Laut dengan sistem protokol kesehatan. Dalam arahan tersebut, KKPH Tanah Laut berharap para pendamping lapangan bisa beradaptasi dengan kelompok dan jangan sampai antara pendamping di lapangan saling cekcok, dimana posisi pendamping lapangan ini sebagai perantara antara KTH, KPH Tanah Laut dan juga BPDASHL-Barito. (KPH-Tala/Linhut/PKM)

cloud
cloud

KPH Tanah Laut Siap Mensukseskan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)


blog

PELAIHARI – Untuk mendukung program Pemerintah mengenai Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan 15.000 hektar (Ha) dalam kegiatan Padat Karya Mangrove (PKM) yang bertujuan untuk pemenuhan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar pesisir pantai yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Alokasi Provinsi Kalimantan Selatan yang dikomando oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung (BPDASHL) Barito menargetkan 1.000 Ha dari 15.000 target luas penanaman mangrove yang tersebar di 4 Kabupaten, yakni Barito Kuala, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru.

                                                                     
 
BPDASHL-Barito bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan yang diwakili oleh 8 KPH, salah satunya KPH Tanah Laut dengan target luasan 382 Ha. Program ini telah berlangsung sejak 3 pekan terakhir yang diawali dengan launching penanaman di Desa Pagatan Besar, Kecamatan Takisung. Adapun kelanjutannya yaitu dengan membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) yang berada di Desa Pantai Harapan, Desa Sungai Rasau, Desa Pagatan Besar, Desa Kuala Tambangan, Desa Tanjung Dewa, dan Desa Swarangan yang nantinya akan oleh ada pendamping lapangan pada setiap Desa. 

                                                                          

Pembentukan KTH dan pendamping lapangan ini akan diberikan bimbingan teknis dan administrasi yang akan berlangsung pada Sabtu dan Minggu (10-11/10) di Aula BPDASHL-Barito. Namun, sebelum diadakannya bimtek tersebut, KPH Tanah Laut memberikan pra pembekalan terlebih dahulu pada Jum’at (09/10) kepada para pendamping lapangan yang dipimpin oleh Rahmad Riansyah, S.Hut.,MP selaku KKPH Tanah Laut di halaman KPH Tanah Laut dengan sistem protokol kesehatan. Dalam arahan tersebut, KKPH Tanah Laut berharap para pendamping lapangan bisa beradaptasi dengan kelompok dan jangan sampai antara pendamping di lapangan saling cekcok, dimana posisi pendamping lapangan ini sebagai perantara antara KTH, KPH Tanah Laut dan juga BPDASHL-Barito. (KPH-Tala/Linhut/PKM)

5   0
Bagikan :

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini