TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kepala Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah Sintang Utara, Anita mengungkapkan berdasarkan kunjungan Sekjen KLHK beberapa waktu lalu, akan ada program rehabilitasi hutan dan pemulihan lingkungan yang akan dilakukan untuk mencegah banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Menurut Anita, dalam dokumen Rencana Teknik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTnRHL) 2022 yang akan diterbitkan oleh BPDASHL-Kapuas, tertuang rencana tahunan rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Sintang.

Anita menyebut, dalam RTnRHL yang akan dibahas pada Selasa depan ada empat program dalam upaya perbaikan lingkungan dan kawasan hutan.

“Untuk perbaikan rehabilitasi hutan dan lahan di kabupaten Sintang ada beberapa program, yang pertama ada KBR (Kebun Bibit Rakyat) dibangun 20 unit, yang 10 unit itu sudah ada, alokasinya, 10 unit lagi masih dicarikan lokasinya. Selasa depan akan dirapatkan soal RTnRHL bersama dengan BPDASHL Kapuas. Masing-masing unit ada 25 hektar alokasinya. Dan alokasi bibit rencana RTnRHL perunit 30 ribu bibit. Kalau kebun bibit rakyat berkelompok. Ini pertama program pemulihan rehabilistasi tahun 2022,” beber Anita, belum lama ini.

Program kedua, ada kebun bibit desa (KBD). Rencananya ada 3 unit alokasinya. Dalam satu unit KBD, minimal luasnya 25 hektare. Alokasi bibitnya 37 ribu batang.

“Ini alokasi di Sintang, lokasinya masih mau dibahas,” kata Ania.

“Ketiga ada bantuan bibit produktif sebanyak 20 ribu.”

Dijelaskan Anita, ada 3 unit KPH yang mengelola kawasan hutan di Kabupaten Sintang. KPH Sintang Utara 269.264 hektare. KPH Sintang Timur sekitar 900 ribu hectare dan KPH Melawi 400 ribu hectare.

“Bibit produktif akan ada bantuan 20 ribu. 10 ribu bibit ke KPH Sintang Utara , 10 ribu ke KPH Sintang Timur, untuk angaran 2022, dari BPDASHL Kapuas. Itu bibit untuk penghijauan lingkungan bibit produktif buah buahan. Jadi nanti usulan kita ke desa, kita tanya desa, permintaan pada umumnya mangga, alpukat, durian, seperti itu, manggis rambutan, sawo jambu. Karena kan selain fungsinya untuk produktifitas buahnya juga bisa menigkatkan ekonomi, tapi dia juga bisa menyerap air dan mengatasi genagan,” ujar Anita.

Selain KBR, KBD, dan bantuan bibit produktif, ada juga kegiatan rehabilitasi hutan. Untuk Sintang Utara alokasi 150 hektare, di Desa Padung Kumang, dan Desa Sungai Mawang 50 hektare.

Kejadian banjir yang melanda 5 kabupaten wilayah timur Kalimantan Barat hampir satu bulan, dipicu oleh hujan esktrim yang menyababkan luapan sungai Kapuas dan sungai Melawi, ditambah saat ini Indonesia juga tengah mengalami fenomena La Nina, dimana di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah hujan yang jauh di atas rata-rata, bahkan mencapai 2 hingga 3 kali lipat dari kondisi curah hujan normal.

Selain itu kejadian banjir di Kalimantan Barat juga diduga karena adanya pasang laut yang menyebabkan terhambatnya aliran air sungai.

Kedua hal tersebut menyebabkan tidak tertampungnya volume air di badan sungai, serta menggenangi areal pemukiman dan lahan daratan dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Kombinasi bentang alam dan penggunaan lahan menjadi faktor lain penyebab kejadian banjir, disamping karena kapasitas drainase yang kecil sehingga tidak mampu mengalirkan air yang masuk.

Mengutip dari Siara Press PPID-MENLHK, Luas DAS Kapuas ± 9.659.790 Ha dan Daerah Tangkapan Air (DTA) Banjir ± 6.941.735 Ha. Dengan kata lain, luas DTA banjir lebih kecil dari luas DAS Kapuas. Wilayah hulu DAS Kapuas yang hanya 25% merupakan suatu kawasan ’Resapan Air’ yang harus dilestarikan. Karena potensi penyimpanan air tanah sebagian besar berasal dari kawasan ini. Jika kawasan ini rusak, potensi hidrologi yang besar tersebut akan hilang.

“Daerah Tangkapan Air kapuas itu menjadi prioritas yang harus dikelola kembali agar memenuhi prinsip-prinsip, norma-norma selayaknya sebuah DAS yang harus bisa dijaga tidak boleh ada hambatan dari atas kebawah mengalir,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono di Sintang.

Bambang menyatakan bahwa dalam upaya penanganan banjir diperlukan penanganan secara holistik dari seluruh elemen melalui upaya jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

"Aliran DAS ini sudah mulai kita bisa bersama melihat apakah penyebabnya, dan tentunya paling utama memulihkan kembali DAS dan sub DAS. Kedepan kegiatan pembangunan berwawasan lingkungan pun juga kita menggunakan prinsip yang sesuai dengan kearifan lokal. Misalanya jenis pohon apa yang akan bisa menjaga hutan, atau pun lahan, itu bisa mengembalikan sumber air yang ada. Waduk juga diperluas, sungai tidak boleh ada sedimentasi tinggi. Itu yang kita benahi, sambil pemulihan lingkungan," jelas Bambang

Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengaku sangat mendukung rencana presiden untuk memperbaiki lingkungan dan catchment area dan pemulih das kapuas yang 70 persen rusak.

"DAS kapuas itu 70 persen sudah rusak. Gimana memperbaikinya itu, (ya dengan) penanaman kembali, pembibitan. Oke saya siapkan area pembibitan, dan sekarang kita percepat penanamannya sebanyak mungkin. Kalau perlu itu kita pantau dengan aplikasi seperti di Pontianak. Kedepan negara harus jadi perioritas itu, dan saya akan terus mendukung apapun kegiatan pemulihan lingkungan," jelas Sutarmidji. (*)

 

Keteragan foto :  Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono, bersama Plt. Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung, Helmi Basalamah, meninjau area terdampak banjir di Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat pada Kamis (25/11). Peninjauan tersebut dimaksudkan untuk bertemu masyarakat dan memberikan penguatan, mengetahui upaya penanganan, dan rencana jangka panjang yang akan dilakukan dalam pengendalian banjir di Kalimantan Barat agar tidak berulang. 

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Kepala UPT KPH Sintang Utara Beberkan Rencana Program Perbaikan Lingkungan dan Kawasan Hutan, https://pontianak.tribunnews.com/2021/11/28/kepala-upt-kph-sintang-utara-beberkan-rencana-program-perbaikan-lingkungan-dan-kawasan-hutan?page=3.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi

Sumber : https://pontianak.tribunnews.com/


 

cloud
cloud

Kepala UPT KPH Sintang Utara Beberkan Rencana Program Perbaikan Lingkungan dan Kawasan Hutan


blog

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kepala Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah Sintang Utara, Anita mengungkapkan berdasarkan kunjungan Sekjen KLHK beberapa waktu lalu, akan ada program rehabilitasi hutan dan pemulihan lingkungan yang akan dilakukan untuk mencegah banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Menurut Anita, dalam dokumen Rencana Teknik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTnRHL) 2022 yang akan diterbitkan oleh BPDASHL-Kapuas, tertuang rencana tahunan rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Sintang.

Anita menyebut, dalam RTnRHL yang akan dibahas pada Selasa depan ada empat program dalam upaya perbaikan lingkungan dan kawasan hutan.

“Untuk perbaikan rehabilitasi hutan dan lahan di kabupaten Sintang ada beberapa program, yang pertama ada KBR (Kebun Bibit Rakyat) dibangun 20 unit, yang 10 unit itu sudah ada, alokasinya, 10 unit lagi masih dicarikan lokasinya. Selasa depan akan dirapatkan soal RTnRHL bersama dengan BPDASHL Kapuas. Masing-masing unit ada 25 hektar alokasinya. Dan alokasi bibit rencana RTnRHL perunit 30 ribu bibit. Kalau kebun bibit rakyat berkelompok. Ini pertama program pemulihan rehabilistasi tahun 2022,” beber Anita, belum lama ini.

Program kedua, ada kebun bibit desa (KBD). Rencananya ada 3 unit alokasinya. Dalam satu unit KBD, minimal luasnya 25 hektare. Alokasi bibitnya 37 ribu batang.

“Ini alokasi di Sintang, lokasinya masih mau dibahas,” kata Ania.

“Ketiga ada bantuan bibit produktif sebanyak 20 ribu.”

Dijelaskan Anita, ada 3 unit KPH yang mengelola kawasan hutan di Kabupaten Sintang. KPH Sintang Utara 269.264 hektare. KPH Sintang Timur sekitar 900 ribu hectare dan KPH Melawi 400 ribu hectare.

“Bibit produktif akan ada bantuan 20 ribu. 10 ribu bibit ke KPH Sintang Utara , 10 ribu ke KPH Sintang Timur, untuk angaran 2022, dari BPDASHL Kapuas. Itu bibit untuk penghijauan lingkungan bibit produktif buah buahan. Jadi nanti usulan kita ke desa, kita tanya desa, permintaan pada umumnya mangga, alpukat, durian, seperti itu, manggis rambutan, sawo jambu. Karena kan selain fungsinya untuk produktifitas buahnya juga bisa menigkatkan ekonomi, tapi dia juga bisa menyerap air dan mengatasi genagan,” ujar Anita.

Selain KBR, KBD, dan bantuan bibit produktif, ada juga kegiatan rehabilitasi hutan. Untuk Sintang Utara alokasi 150 hektare, di Desa Padung Kumang, dan Desa Sungai Mawang 50 hektare.

Kejadian banjir yang melanda 5 kabupaten wilayah timur Kalimantan Barat hampir satu bulan, dipicu oleh hujan esktrim yang menyababkan luapan sungai Kapuas dan sungai Melawi, ditambah saat ini Indonesia juga tengah mengalami fenomena La Nina, dimana di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah hujan yang jauh di atas rata-rata, bahkan mencapai 2 hingga 3 kali lipat dari kondisi curah hujan normal.

Selain itu kejadian banjir di Kalimantan Barat juga diduga karena adanya pasang laut yang menyebabkan terhambatnya aliran air sungai.

Kedua hal tersebut menyebabkan tidak tertampungnya volume air di badan sungai, serta menggenangi areal pemukiman dan lahan daratan dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Kombinasi bentang alam dan penggunaan lahan menjadi faktor lain penyebab kejadian banjir, disamping karena kapasitas drainase yang kecil sehingga tidak mampu mengalirkan air yang masuk.

Mengutip dari Siara Press PPID-MENLHK, Luas DAS Kapuas ± 9.659.790 Ha dan Daerah Tangkapan Air (DTA) Banjir ± 6.941.735 Ha. Dengan kata lain, luas DTA banjir lebih kecil dari luas DAS Kapuas. Wilayah hulu DAS Kapuas yang hanya 25% merupakan suatu kawasan ’Resapan Air’ yang harus dilestarikan. Karena potensi penyimpanan air tanah sebagian besar berasal dari kawasan ini. Jika kawasan ini rusak, potensi hidrologi yang besar tersebut akan hilang.

“Daerah Tangkapan Air kapuas itu menjadi prioritas yang harus dikelola kembali agar memenuhi prinsip-prinsip, norma-norma selayaknya sebuah DAS yang harus bisa dijaga tidak boleh ada hambatan dari atas kebawah mengalir,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono di Sintang.

Bambang menyatakan bahwa dalam upaya penanganan banjir diperlukan penanganan secara holistik dari seluruh elemen melalui upaya jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

"Aliran DAS ini sudah mulai kita bisa bersama melihat apakah penyebabnya, dan tentunya paling utama memulihkan kembali DAS dan sub DAS. Kedepan kegiatan pembangunan berwawasan lingkungan pun juga kita menggunakan prinsip yang sesuai dengan kearifan lokal. Misalanya jenis pohon apa yang akan bisa menjaga hutan, atau pun lahan, itu bisa mengembalikan sumber air yang ada. Waduk juga diperluas, sungai tidak boleh ada sedimentasi tinggi. Itu yang kita benahi, sambil pemulihan lingkungan," jelas Bambang

Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengaku sangat mendukung rencana presiden untuk memperbaiki lingkungan dan catchment area dan pemulih das kapuas yang 70 persen rusak.

"DAS kapuas itu 70 persen sudah rusak. Gimana memperbaikinya itu, (ya dengan) penanaman kembali, pembibitan. Oke saya siapkan area pembibitan, dan sekarang kita percepat penanamannya sebanyak mungkin. Kalau perlu itu kita pantau dengan aplikasi seperti di Pontianak. Kedepan negara harus jadi perioritas itu, dan saya akan terus mendukung apapun kegiatan pemulihan lingkungan," jelas Sutarmidji. (*)

 

Keteragan foto :  Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono, bersama Plt. Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung, Helmi Basalamah, meninjau area terdampak banjir di Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat pada Kamis (25/11). Peninjauan tersebut dimaksudkan untuk bertemu masyarakat dan memberikan penguatan, mengetahui upaya penanganan, dan rencana jangka panjang yang akan dilakukan dalam pengendalian banjir di Kalimantan Barat agar tidak berulang. 

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Kepala UPT KPH Sintang Utara Beberkan Rencana Program Perbaikan Lingkungan dan Kawasan Hutan, https://pontianak.tribunnews.com/2021/11/28/kepala-upt-kph-sintang-utara-beberkan-rencana-program-perbaikan-lingkungan-dan-kawasan-hutan?page=3.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi

Sumber : https://pontianak.tribunnews.com/


 

295
0   0

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini