TARAKAN – Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPTD KPH) Kota Tarakan melalui tim operasional Pabrik Kayu Putih-nya, melakukan tryout (ujicoba) pengoperasian pabrik Kayu Putih yang kedua, belum lama ini. Pabrik ini terletak di kawasan Persemaian Permanen UPTD KPH Kota Tarakan, Kelurahan Juata Kerikil, Kecamatan Tarakan Utara.

Sebagai informasi, UPTD KPH Kota Tarakan sebelumnya memiliki 1 unit pabrik pengolahan minyak Kayu Putih berkapasitas 250 kilogram di Kelurahan Kampung 1/Skip, Kecamatan Tarakan Tengah. Pendanaan pembangunannya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan 2015 oleh Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi (Dishutamben) Kota Tarakan.

Sementara untuk pabrik kedua, kapasitasnya lebih besar lagi yakni mencapai 1 ton. Pembangunan pabrik ini didanai secara sharing antara Hibah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina FT pada 2019.

“Instalasi pabriknya didanai BPDAS, sementara bangunannya oleh CSR Pertamina FT. Namun, dalam perjalanannya masih ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan agar pabrik dapat beroperasi secara optimal,” kata Kepala UPTD KPH Kota Tarakan, Ridwanto Suma.

Penyesuaian itu, meliputi pembangunan bak pendingin dan gudang bahan baku yang mendapat dukungan dari CSR Pertamina FT. Adapula penyesuaian untuk perbaikan mesin pabrik dan peralatan lainnya serta pengadaan generator set (Genset) yang didanai Dana Bagi Hasil-Dana Reboisasi (DBH-DR) UPTD KPH Kota Tarakan.

Dari hasil tryout terakhir, diketahui masih diperlukan adanya adaptasi untuk mengoptimalkan prosedur standar operasional pengoperasian pabrik. Juga diperlukan perbaikan pada sejumlah peralatan penunjang penyulingan minyak. “Keberadaan pabrik ini, sedianya adalah aset penting bagi KPH Tarakan. Karena, minyak Kayu Putih yang dihasilkan adalah produk andalan KPH Tarakan, selain Madu Kelulut. Untuk itu, pengoperasiannya harus dioptimalkan sehingga menghasilkan produk yang maksimal nantinya,” tutup Suma.(*/tim)

cloud
cloud

KPH Tarakan Tryout Pabrik Kayu Putih Persemaian


blog

TARAKAN – Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPTD KPH) Kota Tarakan melalui tim operasional Pabrik Kayu Putih-nya, melakukan tryout (ujicoba) pengoperasian pabrik Kayu Putih yang kedua, belum lama ini. Pabrik ini terletak di kawasan Persemaian Permanen UPTD KPH Kota Tarakan, Kelurahan Juata Kerikil, Kecamatan Tarakan Utara.

Sebagai informasi, UPTD KPH Kota Tarakan sebelumnya memiliki 1 unit pabrik pengolahan minyak Kayu Putih berkapasitas 250 kilogram di Kelurahan Kampung 1/Skip, Kecamatan Tarakan Tengah. Pendanaan pembangunannya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan 2015 oleh Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi (Dishutamben) Kota Tarakan.

Sementara untuk pabrik kedua, kapasitasnya lebih besar lagi yakni mencapai 1 ton. Pembangunan pabrik ini didanai secara sharing antara Hibah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina FT pada 2019.

“Instalasi pabriknya didanai BPDAS, sementara bangunannya oleh CSR Pertamina FT. Namun, dalam perjalanannya masih ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan agar pabrik dapat beroperasi secara optimal,” kata Kepala UPTD KPH Kota Tarakan, Ridwanto Suma.

Penyesuaian itu, meliputi pembangunan bak pendingin dan gudang bahan baku yang mendapat dukungan dari CSR Pertamina FT. Adapula penyesuaian untuk perbaikan mesin pabrik dan peralatan lainnya serta pengadaan generator set (Genset) yang didanai Dana Bagi Hasil-Dana Reboisasi (DBH-DR) UPTD KPH Kota Tarakan.

Dari hasil tryout terakhir, diketahui masih diperlukan adanya adaptasi untuk mengoptimalkan prosedur standar operasional pengoperasian pabrik. Juga diperlukan perbaikan pada sejumlah peralatan penunjang penyulingan minyak. “Keberadaan pabrik ini, sedianya adalah aset penting bagi KPH Tarakan. Karena, minyak Kayu Putih yang dihasilkan adalah produk andalan KPH Tarakan, selain Madu Kelulut. Untuk itu, pengoperasiannya harus dioptimalkan sehingga menghasilkan produk yang maksimal nantinya,” tutup Suma.(*/tim)

107
1   0

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini