Masyarakat Desa Brang Rea memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap kawasan hutan salah satunya dalam  pengambilan madu dan perambahan hutan,  Selain itu juga desa tersebut merupakan perbatasan wilayah antara 2 (dua) KPH yaitu KPH Batulanteh dan Orong Telu Brang Beh. Dengan kondisi tersebut menjadikan desa Tersebut rawan konflik tenurial, oleh karena itu dengan mendorong usaha masyarakat baik secara on farm maupun off farm dapat menjadi salah satu upaya mitigasi konflik tenurial.

Keterlibatan masyarakat dalam melakukan pengelolaan hutan sangat penting guna menjaga keberlanjutan hutan. Salah satu yang dilakukan adalah melakukan kemitraan dengan kelompok. Desa Berang Rea memiliki potensi tanaman empon-empon yang cukup besar terutama Jahe. Selama ini masyarakat hanya memanfaatkan jahe sebatas sebagai bahan obat-obatan dan rempah-rempah. Melalui program FIP 2, kelompok masyarakat yang sudah menyetujui kemitraan dengan KPH akan mengusulkan Agroforestry Empon-empon (jahe Merah) di dalam kawasan yang akan dimitrakan. Hal ini karena mengingat potensi empon-empon yang ada di desa Berang Rea. Menurut masyarakat di Berang Rea, tanaman inilah yang paling mungkin untuk dikembangkan di dalam kawasan tentunya dengan tetap menjaga keberadaan pohon dan kayu yang sudah ada di dalam hutan. Tanaman empon-empon ini nantinya akan ditanam dibawah tegakan tanpa merusak tegakan yang sudah ada. Teknik penanaman dan pemanenan akan dibuatkan SOP sendiri yang pendampingannya akan terus dilakukan oleh BKPH Puncak Nengas Batulanteh dan SU KPH Batulanteh.

Selain tanaman empon-empon, Kelompok juga akan melakukan penanaman pohon kemiri sebagai pendapatan jangka panjangnya. Bibit pohon kemiri akan ditanam di dalam kawasan hutan yang menjadi areal kemitraan antara kelompok dan KPH. Lokasi penanaman akan dipilih dimana tidak terdapat tegakan didalamnya. Selain untuk pendapatan jangka panjang, pohon kemiri juga akan menambah tegakan yang adadi dalam kawasan. Sebelum ditanam, bibit pohon kemiri akan disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam sehingga pada saat penanaman kondisi bibit dalam kondisi baik.

cloud
cloud

AGROFORESTRY KTH PALAWANG LESTARI


blog

Masyarakat Desa Brang Rea memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap kawasan hutan salah satunya dalam  pengambilan madu dan perambahan hutan,  Selain itu juga desa tersebut merupakan perbatasan wilayah antara 2 (dua) KPH yaitu KPH Batulanteh dan Orong Telu Brang Beh. Dengan kondisi tersebut menjadikan desa Tersebut rawan konflik tenurial, oleh karena itu dengan mendorong usaha masyarakat baik secara on farm maupun off farm dapat menjadi salah satu upaya mitigasi konflik tenurial.

Keterlibatan masyarakat dalam melakukan pengelolaan hutan sangat penting guna menjaga keberlanjutan hutan. Salah satu yang dilakukan adalah melakukan kemitraan dengan kelompok. Desa Berang Rea memiliki potensi tanaman empon-empon yang cukup besar terutama Jahe. Selama ini masyarakat hanya memanfaatkan jahe sebatas sebagai bahan obat-obatan dan rempah-rempah. Melalui program FIP 2, kelompok masyarakat yang sudah menyetujui kemitraan dengan KPH akan mengusulkan Agroforestry Empon-empon (jahe Merah) di dalam kawasan yang akan dimitrakan. Hal ini karena mengingat potensi empon-empon yang ada di desa Berang Rea. Menurut masyarakat di Berang Rea, tanaman inilah yang paling mungkin untuk dikembangkan di dalam kawasan tentunya dengan tetap menjaga keberadaan pohon dan kayu yang sudah ada di dalam hutan. Tanaman empon-empon ini nantinya akan ditanam dibawah tegakan tanpa merusak tegakan yang sudah ada. Teknik penanaman dan pemanenan akan dibuatkan SOP sendiri yang pendampingannya akan terus dilakukan oleh BKPH Puncak Nengas Batulanteh dan SU KPH Batulanteh.

Selain tanaman empon-empon, Kelompok juga akan melakukan penanaman pohon kemiri sebagai pendapatan jangka panjangnya. Bibit pohon kemiri akan ditanam di dalam kawasan hutan yang menjadi areal kemitraan antara kelompok dan KPH. Lokasi penanaman akan dipilih dimana tidak terdapat tegakan didalamnya. Selain untuk pendapatan jangka panjang, pohon kemiri juga akan menambah tegakan yang adadi dalam kawasan. Sebelum ditanam, bibit pohon kemiri akan disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam sehingga pada saat penanaman kondisi bibit dalam kondisi baik.


 Lihat Hasil Review

133
5   0

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini