Rusa Sambar, salah satu satwa khas Kalimantan yang terancam punah, kini dapat berkembang biak di pusat penangkaran UPT Tahura Sultan Adam.

PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan menegaskan prioritas pembangunan daerah tidak lagi mengandalkan eksploitasi SDA pertambangan, tetapi beralih pada sumber ekonomi terbarukan dan berkelanjutan. Termasuk pembangunan industri pariwisata berbasis hutan. Ada puluhan hutan wisata yang kini dikembangkan dalam bentuk jasa lingkungan dengan melibatkan masyarakat desa atau masyarakat sekitar hutan. Hutan wisata ini tersebar di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam dan sembilan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di wilayah Kalsel. Beberapa hutan wisata yang cukup berkembang dan mampu menjadi obyek wisata andalan daerah antara lain puncak dan lembah Kahung, Sungai Luar, Belangian, Pulau Rusa dan Pulau Bekantan yang ada di dalam kawasan Tahura Sultan Adam. Kemudian ada Gunung Birah di wilayah KPH Tanah Laut, Gunung Mamake di KPH Kotabaru, Desa Ajung dan Desa Marajai di KPH Balangan juga Desa Haratai dan Balai Adat Malaris di KPH Hulu Sungai. "Pembangunan hutan wisata merupakan bagian dari konsep Revolusi Hijau yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa atau sekitar hutan," tutur Nurul Fajar Desira, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalsel, Selasa (20/10). Fajar yang juga menjabat Kepala Badan Pengelola Geopark Pegunungan Meratus menyebut program Revolusi Hijau menjadi salah satu upaya pelestarian kawasan hutan terutama Pegunungan Meratus.

"Di samping hutan wisata, Kalsel memiliki taman bumi atau Geopark Pegunungan Meratus yang sudah berstatus geopark nasional," ujarnya. Pembangunan geopark sebagai salah satu upaya Pemprov Kalsel untuk melindungi kawasan Pegunungan Meratus dari kerusakan. Sejauh ini Pemprov Kalsel telah mendaftarkan Geopark Pegunungan Meratus ke UNESCO agar dapat diakui sebagai Geopark Internasional atau Unesco Global Geopark (UGG). Tahura Sultan Adam Mandiangin juga masuk pada kawasan geosite Geopark Meratus. "Di kawasan ini para wisatawan bisa menikmati indahnya puncak Mandiangin yang dijuluki sebagai negeri diatas awan dengan panorama alam dan keindahannya tak kalah dari wisata alam daerah lain," kata Ainun Jariyah, Kepala UPT Tahura Sultan Adam.

Fungsi dan manfaat Tahura cukup banyak, antara lain menjaga kelestarian kawasan hutan dan ekosistem serta terbinanya koleksi biodiversitas baik flora mapun faunanya. Tahura Sultan Adam Mandiangin menawarkan eksotisme alam Kalimantan yang masih alami seluas 112.000 hektar di dua kabupaten yaitu Banjar dan Tanah Laut. Pada bagian lain Indeks Desa Membangun (IDM) di Kalimantan Selatan mengalami peningkatan tajam yang ditandai dengan terus menurunnya jumlah desa tertinggal dan bertambahnya desa maju. Penurunan desa tertinggal juga berkolerasi dengan menurunnya angka kemiskinan di Kalsel yang kini menempati posisi ketiga angka kemiskinan terkecil di Indonesia.

Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/354183-membangun-industri-wisata-berbasis-hutan

cloud
cloud

Membangun Industri Wisata Berbasis Hutan


blog

Rusa Sambar, salah satu satwa khas Kalimantan yang terancam punah, kini dapat berkembang biak di pusat penangkaran UPT Tahura Sultan Adam.

PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan menegaskan prioritas pembangunan daerah tidak lagi mengandalkan eksploitasi SDA pertambangan, tetapi beralih pada sumber ekonomi terbarukan dan berkelanjutan. Termasuk pembangunan industri pariwisata berbasis hutan. Ada puluhan hutan wisata yang kini dikembangkan dalam bentuk jasa lingkungan dengan melibatkan masyarakat desa atau masyarakat sekitar hutan. Hutan wisata ini tersebar di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam dan sembilan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di wilayah Kalsel. Beberapa hutan wisata yang cukup berkembang dan mampu menjadi obyek wisata andalan daerah antara lain puncak dan lembah Kahung, Sungai Luar, Belangian, Pulau Rusa dan Pulau Bekantan yang ada di dalam kawasan Tahura Sultan Adam. Kemudian ada Gunung Birah di wilayah KPH Tanah Laut, Gunung Mamake di KPH Kotabaru, Desa Ajung dan Desa Marajai di KPH Balangan juga Desa Haratai dan Balai Adat Malaris di KPH Hulu Sungai. "Pembangunan hutan wisata merupakan bagian dari konsep Revolusi Hijau yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa atau sekitar hutan," tutur Nurul Fajar Desira, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalsel, Selasa (20/10). Fajar yang juga menjabat Kepala Badan Pengelola Geopark Pegunungan Meratus menyebut program Revolusi Hijau menjadi salah satu upaya pelestarian kawasan hutan terutama Pegunungan Meratus.

"Di samping hutan wisata, Kalsel memiliki taman bumi atau Geopark Pegunungan Meratus yang sudah berstatus geopark nasional," ujarnya. Pembangunan geopark sebagai salah satu upaya Pemprov Kalsel untuk melindungi kawasan Pegunungan Meratus dari kerusakan. Sejauh ini Pemprov Kalsel telah mendaftarkan Geopark Pegunungan Meratus ke UNESCO agar dapat diakui sebagai Geopark Internasional atau Unesco Global Geopark (UGG). Tahura Sultan Adam Mandiangin juga masuk pada kawasan geosite Geopark Meratus. "Di kawasan ini para wisatawan bisa menikmati indahnya puncak Mandiangin yang dijuluki sebagai negeri diatas awan dengan panorama alam dan keindahannya tak kalah dari wisata alam daerah lain," kata Ainun Jariyah, Kepala UPT Tahura Sultan Adam.

Fungsi dan manfaat Tahura cukup banyak, antara lain menjaga kelestarian kawasan hutan dan ekosistem serta terbinanya koleksi biodiversitas baik flora mapun faunanya. Tahura Sultan Adam Mandiangin menawarkan eksotisme alam Kalimantan yang masih alami seluas 112.000 hektar di dua kabupaten yaitu Banjar dan Tanah Laut. Pada bagian lain Indeks Desa Membangun (IDM) di Kalimantan Selatan mengalami peningkatan tajam yang ditandai dengan terus menurunnya jumlah desa tertinggal dan bertambahnya desa maju. Penurunan desa tertinggal juga berkolerasi dengan menurunnya angka kemiskinan di Kalsel yang kini menempati posisi ketiga angka kemiskinan terkecil di Indonesia.

Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/354183-membangun-industri-wisata-berbasis-hutan

260
4   0

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini