JAKARTA (Independensi.com) – Direktur Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Drasopolino mengatakan perempuan sebagai bagian dari komunitas atau anggota kelompok masyarakat merupakan kunci sukses kemajuan suatu komunitas dan bangsa.
“Keterlibatan mereka secara optimal sangat penting untuk didorong dan dikembangkan,” tutur Drasopolino saat membuka secara virtual acara Talkshow bertemakan “Forest Investment Program (FIP) II Memberdayakan Perempuan Hebat Indonesia”.
Dia bahkan menyebutkan Project FIP II sejak tahun 2017 telah melibatkan 30 persen perempuan dalam kegiatan program dan kegiatannya. “Para perempuan telah menjadi penerima manfaat langsung dan penerima manfaat tidak langsung program.”
Dikatakannya juga melalui project FIP II, para perempuan hebat Indonesia telah difasilitasi program peningkatan kapasitasnya agar terus berperan aktif, kreatif dan produktif dalam kelompok.
Sedangkan acara Talkshow ini, ucap dia, bertujuan untuk mensosialisasikan keterlibatan perempuan dalam project FIP II. Selain untuk mengeksplorasi peluang keterlibatan perempuan lebih luas lagi dalam pengelolaan SDA di wilayah KPH mitra kerja utama Project FIP II.
Sementara Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Bappenas Nur Hygiawati salah satu nara sumber mengatakan telah melihat langsung di lapangan kiprah dan kinerja KTH dampingan Project FIP II di KPH Rinjani Barat dan KPH Batulanteh, NTB.
Dalam penilaiannya Project FIP II telah berhasil dalam hal peningkatan kompetensi staf, pengembangan aplikasi SMART KPH, dan dukungan keaktifan KPH dalam menjalin kerja sama dan kemitraan dengan KTH yang menggerakan kegiatan di tingkat tapak.
“Juga telah dirasakan masyarakat. Terutama KTH dan aparatur desa berupa pengadaan barang berupa gudang penampung kemiri, rumah produksi madu dan alat ekonomi produktif untuk peningkatan kualitas produksi madu dan gula aren, dan lain-lainnya”, kata Hygiawati.
Nara sumber lainnya Denda Kusmawati dari pengelola Hutan Adat Mandala Pokjarwis Bayan Ecotourism mengatakan dengan dukungan FIP II pihaknya telah difasilitasi membangun fasilitas di kolam pemandaian Hutan Adat Mandala.
“Sehingga jumlah pengunjung bertambah dari 800 orang perbulan kini menjadi 1.100 orang perbulan dan otomatis membuat perekonomian kami juga meningkat,” tuturnya.
Dia menyebutkan berkat dukungan fasilitas tersebut membuat pihaknya semakin bersemangat mengelola Hutan Adat Mandala yang berada di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara NTB.
Adapun Psikolog dari Universitas Gajah Mada (UGM) Palupi Ambardini dalam Talshow tersebut mengatakan peran dan kekuatan perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam sangat besar.
“Dari sisi psikologisnya sebagai perempuan akan dengan mudah menularkan semangat kepada keluarga, kolega dan komunitasnya,” ucap Didin begitu biasa dia disapa.
Dikatakannya juga kekuatan perempuan disajikan dalam bentuk pemanfaatan media sosial dalam menyebarkan informasi dan gerakan mereka. “Karena media mainstream sudah mulai bergeser, harus disupport juga dengan medsos melalui individu dan komunitas.”(muj)
Diunggah oleh: Mohamad Djuhriyadi
Sumber : https://independensi.com