Kegiatan peluncuran Program Pemberdayaan Perempuan Melalui Usaha Pembibitan Kayu Manis di Yayasan Baitul Husna Sungai Pegeh, Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci, Sabtu (21/5/2022). (Foto: Istimewa)
Liputan6.com, Kerinci - PT Collins Higgins Commodities (CHC) bekerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kerinci Unit I dan Bank Negara Indonesia (BNI) Sungai Penuh menginisiasi program pemberdayaan perempuan melalui usaha pembibitan kayu manis yang menjadi komoditas unggulan dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Program yang bertujuan memberikan kesempatan kepada perempuan untuk memiliki kepercayaan diri dan kapasitas manajemen usaha yang profesional untuk mewujudkan ketahanan ekonomi dalam rumah tangga ini memfasilitasi transfer dan pertukaran pengetahuan kritis kepada perempuan dalam rantai pasok kayu manis, menciptakan jaringan perempuan yang berorientasi bisnis dalam komunitas, dan mendorong perempuan untuk membangun usaha baru dengan kepercayaan diri dan kemampuan yang lebih besar.
"Kami dari PT CHC meyakini bahwa kayu manis yang lestari adalah suatu keharusan. Oleh karena itu, maka pemanenan yang lestari, usaha yang berkelanjutan dan akses terhadap bibit yang baik adalah hal yang perlu kita wujudkan dan tingkatkan," kata Kepala Penelitian dan Pengembangan Usaha CHC Ramadhani Achdiawan dalam kegiatan Peluncuran Program Pemberdayaan Perempuan Melalui Usaha Pembibitan Kayu Manis di Yayasan Baitul Husna Sungai Pegeh, Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci, Sabtu (21/5/2022) pekan lalu.
Latar belakang kegiatan sendiri karena perempuan memiliki peran penting dalam ketahanan rumah tangga sebab perempuan cenderung menginvestasikan sumber daya mereka pada prioritas keluarga. Maka, dengan memberikan akses layanan keuangan kepada perempuan juga berarti memberikan dampak yang positif pada keluarga dari sisi perekonomian dan kualitas hidup keluarga.
Namun, keterbatasan pengetahuan dan kesempatan untuk mengelola keuangan dan bisnis menjadi faktor yang menghalangi perempuan untuk mengeksplorasi diri dan mengembangkan usaha-usaha baru dengan manajemen usaha yang baik dan percaya diri.
Agar dapat mencapai itu semua, PT CHC menggulirkan program pengembangan pembibitan kayu manis terhadap kaum perempuan di Kerinci dengan harapan kaum perempuan dapat mengelola, membuka, dan mengembangkan pembibitan kayu manis di pekarangan rumah tanpa harus meninggalkan tanggung jawab domestik. Sehingga diharapkan juga kaum perempuan mendapatkan penghasilan tambahan dan berkontribusi terhadap pendapatan rumah tangga.
"Semoga kaum perempuan dapat mengambil faedah dari kegiatan ini," ujar Ramadhani.
Adapun program pengembangan pendidikan kayu manis ini menargetkan semua kaum perempuan di Kerinci yang berminat untuk belajar memulai usaha pembibitan kayu manis. Syaratnya, peserta siap untuk berkomitmen mengikuti program pelatihan dari awal hingga akhir dan belum memiliki usaha pembibitan kayu manis.
Kegiatan tahap pertama dilaksanakan mulai Mei - Juni 2022 dengan target peserta sebanyak 100 orang. Pada tahap ini, peserta akan mendapatkan pelatihan perencanaan keuangan keluarga, ketenagakerjaan dan peluang usaha pembibitan dari CHC. Kemudian, pelatihan pembukuan dan kredit usaha rakyat dari BNI.
Sedangkan, di tahap kedua akan mengerucut menjadi 30 peserta yang akan dilaksanakan Juli 2022. Sementara enam peserta terpilih pada tahap ketiga atau akhir akan mengikuti program pada Agustus 2022.
Bupati Kerinci Dr. H. Adirozal, M.Si turut mendukung penuh kegiatan yang dilaksanakan PT CHC. Pihaknya berharap ke depan semakin banyak perempuan yang bisa berbuat untuk pengembangan komoditas kayu manis yang dibanggakan Pemerintah Kabupaten Kerinci.
"Kepada ibu-ibu, sambutlah ini dengan baik dengan harapan yang besar untuk kesejahteraan masyarakat ke depan dan kesejahteraan itu adalah kesejahteraan keluarga ibu-ibu, kesejahteraan Kabupaten Kerinci," ujarnya.
Sementara itu, Kepala KPHP Unit 1 Kerinci Neneng Susanti menyampaikan, di wilayah Kerinci terdapat 57 perhutanan sosial, yang di dalamnya dibentuk beberapa Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Para pelaku dari KUPS ini mayoritas dari perempuan.
"Harapan saya pada kegiatan ini tidak hanya berhenti pada kegiatan, tetapi ada berkelanjutan dan kegiatan ini bermanfaat dan bisa diimplementasikan kegiatan sehari-hari mereka baik kegiatan kelompok maupun di dalam rumah tangga mereka. Kita harapkan ada nilai tambah ekonomi yang diberikan selama program ini," tutur Neneng.
Sumber : KPH Kerinci