TARAKAN - Salah satu bencana alam yang sering terjadi di Pulau Tarakan, adalah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Skala kejadiannya pun bervariasi, dan umumnya terjadi di wilayah sekitar dan dalam kawasan lindung. Penyebabnya, berdasarkan identifikasi sementara Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan, adalah unsur kesengajaan akibat ulah manusia.

Menilik hal tersebut, Kepala UPTD KPH Kota Tarakan, Ridwanto Suma menuturkan bahwa KPH Tarakan tengah mempersiapkan sejumlah upaya penanganan pasca karhutla. Utamanya, pada area kejadian karhutla yang berada didalam kawasan lindung. "Tentunya, ini dimulai dari proses identifikasi kejadian, inventarisasi dampak dan langkah-langkah lainnya sehingga dapat disiapkan program yang tepat untuk penanganan pasca karhutla-nya," tutur Suma.

Adapun upaya penanganan yang tengah disusun langkah realisasinya, adalah pembuatan demonstrasi plot (Demplot) pola agroforestry pada area bekas karhutla. "Tujuannya, agar lahan yang telah dibakar itu dapat kembali dihijaukan oleh tanaman kehutanan dan perkebunan. Namun, tetap dalam koridor yang tepat dan pengolahan lahan yang sesuai kaidah ilmu kehutanan," jelasnya. Program lain yang turut menjadi alternatif, adalah penggalakkan kegiatan penanaman lahan kritis dan eks karhutla.(*/tim)

 

cloud
cloud

KPH Tarakan Siapkan Program Pasca Karhutla


blog

TARAKAN - Salah satu bencana alam yang sering terjadi di Pulau Tarakan, adalah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Skala kejadiannya pun bervariasi, dan umumnya terjadi di wilayah sekitar dan dalam kawasan lindung. Penyebabnya, berdasarkan identifikasi sementara Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan, adalah unsur kesengajaan akibat ulah manusia.

Menilik hal tersebut, Kepala UPTD KPH Kota Tarakan, Ridwanto Suma menuturkan bahwa KPH Tarakan tengah mempersiapkan sejumlah upaya penanganan pasca karhutla. Utamanya, pada area kejadian karhutla yang berada didalam kawasan lindung. "Tentunya, ini dimulai dari proses identifikasi kejadian, inventarisasi dampak dan langkah-langkah lainnya sehingga dapat disiapkan program yang tepat untuk penanganan pasca karhutla-nya," tutur Suma.

Adapun upaya penanganan yang tengah disusun langkah realisasinya, adalah pembuatan demonstrasi plot (Demplot) pola agroforestry pada area bekas karhutla. "Tujuannya, agar lahan yang telah dibakar itu dapat kembali dihijaukan oleh tanaman kehutanan dan perkebunan. Namun, tetap dalam koridor yang tepat dan pengolahan lahan yang sesuai kaidah ilmu kehutanan," jelasnya. Program lain yang turut menjadi alternatif, adalah penggalakkan kegiatan penanaman lahan kritis dan eks karhutla.(*/tim)

 

0   0
Bagikan :

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini