"Umpama Buah Kepayang, Dimakan Mabuk Dibuang Sayang"
 

Amat sedang jatuh cinta kepada Aminah, sampai mabuk kepayang. Kita sering mendengar perumpamaan "mabuk kepayang" yang artinya mabuk tergila-gila. 

Kenapa kepayang menjadi perumpamaannya? Karena buah kepayang jika dimakan daging bijinya akan membuat orang menjadi mabuk atau pusing.

Orang Melayu biasa menyebut sebagai pohon kepayang namun pohon kepayang dikenal juga dengan nama kluwek, keluwek, kluak, picung atau pucung. 

Buah kepayang berasal dari pohon kepayang yang banyak tumbuh di daerah-daerah Indonesia. Pohon ini bisa mencapai ketinggian 60 meter. 

Buah kepayang berbentuk lonjong dan besar, mirip bola rugby. Sehingga di Eropa disebut football fruit. Kulit buah berwarna coklat dengan permukaan berbulu. 

Buah kepayang berdaging lunak berwarna putih, dan di dalamnya terdapat banyak biji dengan kulit/bertempurung keras. 

Bagian dalam biji terdapat daging berwarna putih yang mengandung asam sianida yang tinggi, bagian inilah yang memabukkan. 

Untuk menghilangkan racun, biasanya biji kepayang direbus selama 1 jam kemudian dikubur dalam abu dan tanah  selama 50 hari. Proses pemeraman ini membuat daging biji kepayang berubah warna menjadi hitam dan kadar racun turun dan hanya tersisa 1%. 

Jika telah mengalami proses pemeraman, daging biji kepayang  atau kluwek  siap dimakan atau dibuat bumbu. Biasanya bumbu untuk masakan rawon atau coto makasar yang berkuah hitam. 

Di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, 23 kelompok tani hutan binaan KPH (Kesatuan Pengelola Hutan) Limau Unit VII Hulu Sarolangun, mengolah  buah kepayang untuk dijadikan minyak kepayang. 

Permintaan pasar terhadap minyak kepayang cukup besar bahkan juga dari luar negeri. 

Masyarakat Sarolangun sejak zaman dulu sudah membuat minyak kepayang sebagai pengganti minyak goreng dari kelapa sawit yang sulit didapatkan. 

Namun saat ini KPH Limau Sarolangun membina, membimbing, mengarahkan dan mendampingi kelompok tani hutan dalam pembuatan minyak kepayang.

Minyak kepayang selain bermanfaat sebagai minyak goreng juga menjadi minyak kesehatan. Bisa juga digunakan untuk obat sakit gigi.

Minyak kepayang juga digunakan untuk produk turunan seperti sabun kecantikan, body lotion, lipstik, minyak urut, dan minyak aroma terapi.

Bagaimana proses pembuatan minyak kepayang ini? Yuk simak prosesnya berikut ini.

1. Setelah dilakukan pemanenan buah kepayang, buah kepayang diambil bijinya dan biji kepayang direbus kemudian dicongkel untuk pengambilan daging buahnya

2. Kemudian daging buah dicuci dan direndam dalam air yang mengalir

3. Daging buah yang sudah dicuci dengan air mengalir dicincang dan dijemur sampai kering

4. Dengan menggunakan mesin kemudian daging buah kepayang dihaluskan/ditumbuk

5. Daging buah kepayang yang sudah dihaluskan kemudian dikukus

6. Setelah dikukus, masukkan kedalam karung plastik dan dipres menggunakan mesin

7. Dengan pengepresan ini menghasilkan minyak kepayang. Untuk 10 kg daging buah kepayang bisa menghasilkan 3 kg minyak kepayang.

KPH Limau Sarolangun ingin mewujudkan konsep "Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera", dalam kelompok tani hutan ini mereka dibimbing, diarahkan dan didampingi, bagaimana mereka memetik hasil hutan tanpa harus menebang kayu. Dengan kata lain, memetik hasil hutan tanpa merusak hutan.

Dengan potensi pohon kepayang yang ada di Sarolangun yang bisa dimanfaatkan ini, KPH Limau Sarolangun bermitra dengan kelompok tani hutan. 

Lahan kemitraan di lokasi KPH Limau dengan kelompok masyarakat dengan luas sekitar 5 ribu hektar. 

Sesungguhnya, pengelolaan hutan tidak dapat berjalan jika tidak ada peran masyarakat di dalamnya,  masyarakat adalah aset KPH. 

Usaha pembuatan minyak kepayang di Sarolangun ini, merupakan satu-satunya produk di Indonesia bahkan di dunia. 

Diharapkan bisa mensejahterakan kehidupan masyarakat, sebagai penghasilan tambahan guna meningkatkan perekonomian keluarga.

Serta berkontribusi dalam dunia kesehatan karena minyak kepayang mengandung omega 3 tinggi, beta karoten tinggi dan vitamin E tinggi.

Beberapa KTH (Kelompok Tani Hutan) binaan KPH Limau Sarolangun, telah mampu memproduksi rata-rata 100 hingga 300 liter per tahun, bahkan Kelompok Tani Maju Bersama mencapai omset bisnis minyak kepayang ini sampai Rp. 60 Juta per tahun.

Dengan usaha minyak kepayang, usaha petani hutan bergerak maju dan mendapatkan penghasilan tambahan yang bikin mabuk kepayang. 

Hutan lestari, masyarakat sejahtera.

Fatmi Sunarya, 17 Juni 2022

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Usaha Minyak Kepayang yang Bikin Mabuk Kepayang",

Klik untuk baca:www.kompasiana.com

Kreator: Fatmi Sunarya

 

 

 

cloud
cloud

Usaha Minyak Kepayang yang Bikin Mabuk Kepayang


blog

"Umpama Buah Kepayang, Dimakan Mabuk Dibuang Sayang"
 

Amat sedang jatuh cinta kepada Aminah, sampai mabuk kepayang. Kita sering mendengar perumpamaan "mabuk kepayang" yang artinya mabuk tergila-gila. 

Kenapa kepayang menjadi perumpamaannya? Karena buah kepayang jika dimakan daging bijinya akan membuat orang menjadi mabuk atau pusing.

Orang Melayu biasa menyebut sebagai pohon kepayang namun pohon kepayang dikenal juga dengan nama kluwek, keluwek, kluak, picung atau pucung. 

Buah kepayang berasal dari pohon kepayang yang banyak tumbuh di daerah-daerah Indonesia. Pohon ini bisa mencapai ketinggian 60 meter. 

Buah kepayang berbentuk lonjong dan besar, mirip bola rugby. Sehingga di Eropa disebut football fruit. Kulit buah berwarna coklat dengan permukaan berbulu. 

Buah kepayang berdaging lunak berwarna putih, dan di dalamnya terdapat banyak biji dengan kulit/bertempurung keras. 

Bagian dalam biji terdapat daging berwarna putih yang mengandung asam sianida yang tinggi, bagian inilah yang memabukkan. 

Untuk menghilangkan racun, biasanya biji kepayang direbus selama 1 jam kemudian dikubur dalam abu dan tanah  selama 50 hari. Proses pemeraman ini membuat daging biji kepayang berubah warna menjadi hitam dan kadar racun turun dan hanya tersisa 1%. 

Jika telah mengalami proses pemeraman, daging biji kepayang  atau kluwek  siap dimakan atau dibuat bumbu. Biasanya bumbu untuk masakan rawon atau coto makasar yang berkuah hitam. 

Di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, 23 kelompok tani hutan binaan KPH (Kesatuan Pengelola Hutan) Limau Unit VII Hulu Sarolangun, mengolah  buah kepayang untuk dijadikan minyak kepayang. 

Permintaan pasar terhadap minyak kepayang cukup besar bahkan juga dari luar negeri. 

Masyarakat Sarolangun sejak zaman dulu sudah membuat minyak kepayang sebagai pengganti minyak goreng dari kelapa sawit yang sulit didapatkan. 

Namun saat ini KPH Limau Sarolangun membina, membimbing, mengarahkan dan mendampingi kelompok tani hutan dalam pembuatan minyak kepayang.

Minyak kepayang selain bermanfaat sebagai minyak goreng juga menjadi minyak kesehatan. Bisa juga digunakan untuk obat sakit gigi.

Minyak kepayang juga digunakan untuk produk turunan seperti sabun kecantikan, body lotion, lipstik, minyak urut, dan minyak aroma terapi.

Bagaimana proses pembuatan minyak kepayang ini? Yuk simak prosesnya berikut ini.

1. Setelah dilakukan pemanenan buah kepayang, buah kepayang diambil bijinya dan biji kepayang direbus kemudian dicongkel untuk pengambilan daging buahnya

2. Kemudian daging buah dicuci dan direndam dalam air yang mengalir

3. Daging buah yang sudah dicuci dengan air mengalir dicincang dan dijemur sampai kering

4. Dengan menggunakan mesin kemudian daging buah kepayang dihaluskan/ditumbuk

5. Daging buah kepayang yang sudah dihaluskan kemudian dikukus

6. Setelah dikukus, masukkan kedalam karung plastik dan dipres menggunakan mesin

7. Dengan pengepresan ini menghasilkan minyak kepayang. Untuk 10 kg daging buah kepayang bisa menghasilkan 3 kg minyak kepayang.

KPH Limau Sarolangun ingin mewujudkan konsep "Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera", dalam kelompok tani hutan ini mereka dibimbing, diarahkan dan didampingi, bagaimana mereka memetik hasil hutan tanpa harus menebang kayu. Dengan kata lain, memetik hasil hutan tanpa merusak hutan.

Dengan potensi pohon kepayang yang ada di Sarolangun yang bisa dimanfaatkan ini, KPH Limau Sarolangun bermitra dengan kelompok tani hutan. 

Lahan kemitraan di lokasi KPH Limau dengan kelompok masyarakat dengan luas sekitar 5 ribu hektar. 

Sesungguhnya, pengelolaan hutan tidak dapat berjalan jika tidak ada peran masyarakat di dalamnya,  masyarakat adalah aset KPH. 

Usaha pembuatan minyak kepayang di Sarolangun ini, merupakan satu-satunya produk di Indonesia bahkan di dunia. 

Diharapkan bisa mensejahterakan kehidupan masyarakat, sebagai penghasilan tambahan guna meningkatkan perekonomian keluarga.

Serta berkontribusi dalam dunia kesehatan karena minyak kepayang mengandung omega 3 tinggi, beta karoten tinggi dan vitamin E tinggi.

Beberapa KTH (Kelompok Tani Hutan) binaan KPH Limau Sarolangun, telah mampu memproduksi rata-rata 100 hingga 300 liter per tahun, bahkan Kelompok Tani Maju Bersama mencapai omset bisnis minyak kepayang ini sampai Rp. 60 Juta per tahun.

Dengan usaha minyak kepayang, usaha petani hutan bergerak maju dan mendapatkan penghasilan tambahan yang bikin mabuk kepayang. 

Hutan lestari, masyarakat sejahtera.

Fatmi Sunarya, 17 Juni 2022

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Usaha Minyak Kepayang yang Bikin Mabuk Kepayang",

Klik untuk baca:www.kompasiana.com

Kreator: Fatmi Sunarya

 

 

 

3891
3   0

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini