Siaran Pers Proyek FIP 2

Proyek Forest Investment Program 2 (FIP 2) atau Program Investasi Hutan Proyek IIdari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan dukungan World Bank dan Danida telah dilaksanakan di 10 wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang tersebar di 8 provinsi dan telah bermitra dengan 95 Kelompok Tani Hutan (KTH) terseleksi yang memiliki usaha berbasis hutan. Ke-95 KTH ini mendapat bantuan investasi dari proyek FIP 2 untuk meningkatkan produk dan skala bisnisnya menuju kemandirian bisnis KTH.

Program Proyek FIP 2 bertujuan untuk mendukung program pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan pemberdayaan masyarakat melalui strategi peningkatan kapasitas kelembagaan KPH dalam pengelolaan hutan lestari, dan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan usaha masyarakat berbasis hutan.

“Proyek ini telah menstimulus geliat ekonomi masyarakat sekitar hutan yang terlibat dalam proyek, sehingga kesejahteraan mereka meningkat dibandingkan sebelum terlibat dalam program”, pungkas Drasopolino Direktur Bina Rencana Pemanfaatan Hutan KLHK selaku Executing Agency (EA) Proyek FIP 2 menilai capaian proyek sejak diimplementasikan tahun 2017 sampai saat ini.

Proyek FIP 2 telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan di lokasi proyek. Penerima manfaat berjumlah 110.581 orang dari target 95.000 orang. Pemangku kepentingan yang menerima manfaat langsung diantaranya adalah pegawai pemerintah seperti pegawai KPH, masyarakat luas yang berada di lokasi kegiatan proyek di kawasan KPH seperti KTH dan masyarakat sekitar desa lainnya.

Setelah proyek memberikan bantuan sarana prasarana seperti mesin produksi dan pengemasan produk olahan (penghancur kemiri, pengemasan produksi madu, pengemasan produk minyak atsiri, keripik jamur tiram, dan lain-lain), maka keterlibatan perempuan dalam proyek terus meningkat. Hingga Desember 2021 penerima manfaat perempuan tercatat sebesar 28%.

Manfaat yang dirasakan oleh KPH dan SDM antara lain berupa perbaikan data base dan informasi terkait sumber daya hutan dan kondisi sosial ekonomi KPH; perbaikan tata perencanaan dan tata kelola hutan yang berbasiskan pada keterlibatan masyarakat; penerapan prinsip pengelolaan hutan lestari; identifikasi konflik pemanfaatan hutan; pemantapan batas kawasan hutan berbasis masyarakat, peningkatan pengamanan hutan yang hampir semuanya melibatkan peran-serta masyarakat.

Manfaat Proyek FIP 2 bagi KPH lainnya yaitu meningkatnya kemampuan KPH untuk membuat aset pengetahuan yang dibuat secara professional yang telah diunggah di media berbasis internet. Unggahan aset pengetahuan ini tidak saja berguna untuk KPH dalam upaya berbagi proses-proses pengelolaan hutan dan pemberdayaan masyarakat kepada publik, tetapi melalui sharing pengetahuan tersebut, KPH lain diluar lokus FIP 2 dan kelompok masyarakat terkait dapat ikut mempelajari dan mengimplementasikan pengetahuan-pengetahuan tersebut di wilayah lainnya di Indonesia.

Berkat Proyek FIP 2 juga telah banyak prestasi peningkatan kapasitas bagi kelembagaan KPH dan terhadap 95 KTH terpilih melalui skema perhutanan sosial. Drasopolino menambahkan juga bahwa peningkatan kapasitas ini perlu diapresiasi tidak saja oleh Kementerian LHK dan Proyek FIP 2, tetapi juga oleh para pihak dan khalayak publik lainnya.

Dalam mendampingi masyarakat, tantangan tentu saja banyak dan butuh proses panjang agar membuahkan hasil. Tidak saja tantangan dari sisi teknis tetapi juga soal sumber daya manusia berupa bagaimana mengubah pola pikir masyarakat agar mendukung dan terlibat dalam program secara sukarela.

Semenjak Proyek FIP 2 diimplementasikan tahun 2017, KPH sebagai mitra utama Proyek FIP 2 telah mendampingi instensif masyarakat dalam mengembangkan usahanya. Capaian ini tidak terlepas dari pembinaan Direktorat BUPSHA sebagai salah satu implementing agency pada FIP 2 yang bertanggung jawab dalam pemberdayaan dan peningkatan usaha masyarakat, serta peran implementing agency lainnya yang mengimplementasikan program sesuai tupoksi masing-masing.

Erwan Sudaryanto Kepala BPHP Wilayah XI Samarinda salah satu mitra Proyek FIP 2 di Kalimantan Timur mengatakan bahwa Proyek FIP 2 telah berhasil mengubah paradigma berpikir, sikap dan perilaku masyarakat dari mind set yang dulunya menjadi perambah hutan sekarang memiliki usaha dengan memanfaatkan hutan tanpa merusaknya dengan pendampingan dari KPH. Hal ini sangat penting dan luar biasa karena dengan sendirinya, mereka akan menjaga hutan.

Implementasi program proyek FIP 2 di lapangan telah mencapai hasil yang signifikan dari aspek kelembagaan, pengelolaan dan pelibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan. Capaian-capaian kegiatan ini penting untuk disampaikan kepada publik baik di level nasional maupun daerah di mana proyek diimplementasikan.

Publikasi dan sosialisasi program kerja dan publikasi capaian Proyek FIP 2 dapat dilakukan dengan berbagai cara dan strategi. Salah satu yang sangat potensial menjadi ajang sosialisasi dan publikasi yang dilakukan Project Management Unit (PMU) yaitu dengan melakukan kunjungan wartawan dari nasional dan daerah untuk meliput kegiatan proyek dan mendapatkan informasi langsung dari mitra pelaksana proyek terkait proses dan capaian proyek di apangan.

Proyek FIP 2 memfasilitasi kunjungan wartawan nasional dan daerah ke wilayah kerja Proyek FIP 2 di 3 KPH yang terpilih. Kunjungan wartawan dilaksanakan pada tanggal 21-24 Maret 2022 di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kendilo di Kabupaten Paser Kalimantan Timur; tanggal 28-31 Maret 2022 di KPH Dolago Tanggunung Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah; dan tanggal 4-7 April 2022 di KPH Tanah Laut Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.

Drasopolino Direktur Bina Rencana Pemanfaatan Hutan KLHK selaku Executing Agency (EA) Proyek FIP 2 mengatakan kunjungan wartawan merupakan strategi yang efektif untuk mempublikasikan capaian proyek karena peserta dapat melihat langsung kinerja proyek serta berdialog langsung dengan para pelaku dan masyarakat penerima manfaat program. Dari hasil kunjungan ini diharapkan wartawan nasional turut serta membantu mempublikasikan hasil-hasil proyek kepada masyarakat luas melalui media massa.

000

 

 

cloud
cloud

FIP 2 Sejahterakan Masyarakat di 10 KPH


blog

Siaran Pers Proyek FIP 2

Proyek Forest Investment Program 2 (FIP 2) atau Program Investasi Hutan Proyek IIdari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan dukungan World Bank dan Danida telah dilaksanakan di 10 wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang tersebar di 8 provinsi dan telah bermitra dengan 95 Kelompok Tani Hutan (KTH) terseleksi yang memiliki usaha berbasis hutan. Ke-95 KTH ini mendapat bantuan investasi dari proyek FIP 2 untuk meningkatkan produk dan skala bisnisnya menuju kemandirian bisnis KTH.

Program Proyek FIP 2 bertujuan untuk mendukung program pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan pemberdayaan masyarakat melalui strategi peningkatan kapasitas kelembagaan KPH dalam pengelolaan hutan lestari, dan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan usaha masyarakat berbasis hutan.

“Proyek ini telah menstimulus geliat ekonomi masyarakat sekitar hutan yang terlibat dalam proyek, sehingga kesejahteraan mereka meningkat dibandingkan sebelum terlibat dalam program”, pungkas Drasopolino Direktur Bina Rencana Pemanfaatan Hutan KLHK selaku Executing Agency (EA) Proyek FIP 2 menilai capaian proyek sejak diimplementasikan tahun 2017 sampai saat ini.

Proyek FIP 2 telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan di lokasi proyek. Penerima manfaat berjumlah 110.581 orang dari target 95.000 orang. Pemangku kepentingan yang menerima manfaat langsung diantaranya adalah pegawai pemerintah seperti pegawai KPH, masyarakat luas yang berada di lokasi kegiatan proyek di kawasan KPH seperti KTH dan masyarakat sekitar desa lainnya.

Setelah proyek memberikan bantuan sarana prasarana seperti mesin produksi dan pengemasan produk olahan (penghancur kemiri, pengemasan produksi madu, pengemasan produk minyak atsiri, keripik jamur tiram, dan lain-lain), maka keterlibatan perempuan dalam proyek terus meningkat. Hingga Desember 2021 penerima manfaat perempuan tercatat sebesar 28%.

Manfaat yang dirasakan oleh KPH dan SDM antara lain berupa perbaikan data base dan informasi terkait sumber daya hutan dan kondisi sosial ekonomi KPH; perbaikan tata perencanaan dan tata kelola hutan yang berbasiskan pada keterlibatan masyarakat; penerapan prinsip pengelolaan hutan lestari; identifikasi konflik pemanfaatan hutan; pemantapan batas kawasan hutan berbasis masyarakat, peningkatan pengamanan hutan yang hampir semuanya melibatkan peran-serta masyarakat.

Manfaat Proyek FIP 2 bagi KPH lainnya yaitu meningkatnya kemampuan KPH untuk membuat aset pengetahuan yang dibuat secara professional yang telah diunggah di media berbasis internet. Unggahan aset pengetahuan ini tidak saja berguna untuk KPH dalam upaya berbagi proses-proses pengelolaan hutan dan pemberdayaan masyarakat kepada publik, tetapi melalui sharing pengetahuan tersebut, KPH lain diluar lokus FIP 2 dan kelompok masyarakat terkait dapat ikut mempelajari dan mengimplementasikan pengetahuan-pengetahuan tersebut di wilayah lainnya di Indonesia.

Berkat Proyek FIP 2 juga telah banyak prestasi peningkatan kapasitas bagi kelembagaan KPH dan terhadap 95 KTH terpilih melalui skema perhutanan sosial. Drasopolino menambahkan juga bahwa peningkatan kapasitas ini perlu diapresiasi tidak saja oleh Kementerian LHK dan Proyek FIP 2, tetapi juga oleh para pihak dan khalayak publik lainnya.

Dalam mendampingi masyarakat, tantangan tentu saja banyak dan butuh proses panjang agar membuahkan hasil. Tidak saja tantangan dari sisi teknis tetapi juga soal sumber daya manusia berupa bagaimana mengubah pola pikir masyarakat agar mendukung dan terlibat dalam program secara sukarela.

Semenjak Proyek FIP 2 diimplementasikan tahun 2017, KPH sebagai mitra utama Proyek FIP 2 telah mendampingi instensif masyarakat dalam mengembangkan usahanya. Capaian ini tidak terlepas dari pembinaan Direktorat BUPSHA sebagai salah satu implementing agency pada FIP 2 yang bertanggung jawab dalam pemberdayaan dan peningkatan usaha masyarakat, serta peran implementing agency lainnya yang mengimplementasikan program sesuai tupoksi masing-masing.

Erwan Sudaryanto Kepala BPHP Wilayah XI Samarinda salah satu mitra Proyek FIP 2 di Kalimantan Timur mengatakan bahwa Proyek FIP 2 telah berhasil mengubah paradigma berpikir, sikap dan perilaku masyarakat dari mind set yang dulunya menjadi perambah hutan sekarang memiliki usaha dengan memanfaatkan hutan tanpa merusaknya dengan pendampingan dari KPH. Hal ini sangat penting dan luar biasa karena dengan sendirinya, mereka akan menjaga hutan.

Implementasi program proyek FIP 2 di lapangan telah mencapai hasil yang signifikan dari aspek kelembagaan, pengelolaan dan pelibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan. Capaian-capaian kegiatan ini penting untuk disampaikan kepada publik baik di level nasional maupun daerah di mana proyek diimplementasikan.

Publikasi dan sosialisasi program kerja dan publikasi capaian Proyek FIP 2 dapat dilakukan dengan berbagai cara dan strategi. Salah satu yang sangat potensial menjadi ajang sosialisasi dan publikasi yang dilakukan Project Management Unit (PMU) yaitu dengan melakukan kunjungan wartawan dari nasional dan daerah untuk meliput kegiatan proyek dan mendapatkan informasi langsung dari mitra pelaksana proyek terkait proses dan capaian proyek di apangan.

Proyek FIP 2 memfasilitasi kunjungan wartawan nasional dan daerah ke wilayah kerja Proyek FIP 2 di 3 KPH yang terpilih. Kunjungan wartawan dilaksanakan pada tanggal 21-24 Maret 2022 di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kendilo di Kabupaten Paser Kalimantan Timur; tanggal 28-31 Maret 2022 di KPH Dolago Tanggunung Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah; dan tanggal 4-7 April 2022 di KPH Tanah Laut Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.

Drasopolino Direktur Bina Rencana Pemanfaatan Hutan KLHK selaku Executing Agency (EA) Proyek FIP 2 mengatakan kunjungan wartawan merupakan strategi yang efektif untuk mempublikasikan capaian proyek karena peserta dapat melihat langsung kinerja proyek serta berdialog langsung dengan para pelaku dan masyarakat penerima manfaat program. Dari hasil kunjungan ini diharapkan wartawan nasional turut serta membantu mempublikasikan hasil-hasil proyek kepada masyarakat luas melalui media massa.

000

 

 

0   0
Bagikan :

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini