Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan di Kabupaten Paser, kini memiliki kesempatan mengembangkan budi daya potensi hasil hutan bukan kayu.

Selain budi daya madu lebah trigona yang kini sudah menghasilkan seperti madunya dan propolis, kini potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK) berkembang. Di antaranya, minyak atsiri, arang kayu, dan cuka kayu.

Kepala UPTD Dinas Kehutanan Kaltim melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kendilo Muhammad Hijrafie mengatakan, ada 10 KTH binaan KPHP yang tersebar di berbagai desa serta masyarakat usaha umum lainnya, terus diberikan pelatihan agar bisa mengembangkan potensi usahanya. Jika selama ini hanya madu, harus bisa berkembang ke usaha lainnya serta produk turunan hasil hutan bukan kayu (HHBK).

“Hari ini kita langsung praktikkan cara pembuatan langsung arang kayu, cuka kayu, pengolahan propolis mentah, serta praktik penyulingan minyak atsiri,” kata Hijrafie, Kamis (24/3).

Kayu laban yang selama ini banyak terdapat di wilayah Paser dan hanya ditebang percuma, kini bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk jadi arang kayu. Dengan peminjaman alat dari KPHP melalui pola Pewira KTH, diharapkan bisa mengembangkan potensi budi daya usaha baru untuk jadi tambahan penghasilan.

Polanya mengutamakan sistem budi daya tanaman laban di areal hutan laban yang telah tumbuh alami. Tidak menebang pohon utama secara acak. Hanya memanfaatkan dahan dan bekas limbah kayu yang tidak terpakai. “Kita tetap mengutamakan konsep hutan lestari,” tuturnya.

Salah satu anggota KTH, Nyungen Jaya dari Desa Rantau Atas Kecamatan Muara Samu, Ali mengatakan, hasil panen madu kini cukup menjanjikan. Ada 30 liter madu trigona dan beberapa kilogram propolis yang bisa diproduksi tiap bulan. “Alhamdulillah sudah ada bagi hasil untuk tiap anggota kelompok sejak kami mulai awal 2020 lalu,” kata Ali.

Sebelumnya sudah ada pembekalan pembuatan minyak atsiri yang terbuat dari serai wangi. Minyak ini dibutuhkan pabrik untuk membuat berbagai produk. Di antaranya, minyak telon, hand sanitizer, dan parfum. “Konsep multiusaha terus kita dorong kepada KTH dan masyarakat sekitar hutan berbasis HHBK,” lanjutnya.

Sumber : https://kaltim.prokal.co/read/news/384452-gali-potensi-usaha-dari-pemanfaatan-hasil-hutan-bukan-kayu-tanpa-menebang-hasilkan-arang-hingga-cuka-kayu

cloud
cloud

Gali Potensi Usaha dari Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu, Tanpa Menebang Hasilkan Arang Hingga Cuka Kayu


blog

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan di Kabupaten Paser, kini memiliki kesempatan mengembangkan budi daya potensi hasil hutan bukan kayu.

Selain budi daya madu lebah trigona yang kini sudah menghasilkan seperti madunya dan propolis, kini potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK) berkembang. Di antaranya, minyak atsiri, arang kayu, dan cuka kayu.

Kepala UPTD Dinas Kehutanan Kaltim melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kendilo Muhammad Hijrafie mengatakan, ada 10 KTH binaan KPHP yang tersebar di berbagai desa serta masyarakat usaha umum lainnya, terus diberikan pelatihan agar bisa mengembangkan potensi usahanya. Jika selama ini hanya madu, harus bisa berkembang ke usaha lainnya serta produk turunan hasil hutan bukan kayu (HHBK).

“Hari ini kita langsung praktikkan cara pembuatan langsung arang kayu, cuka kayu, pengolahan propolis mentah, serta praktik penyulingan minyak atsiri,” kata Hijrafie, Kamis (24/3).

Kayu laban yang selama ini banyak terdapat di wilayah Paser dan hanya ditebang percuma, kini bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk jadi arang kayu. Dengan peminjaman alat dari KPHP melalui pola Pewira KTH, diharapkan bisa mengembangkan potensi budi daya usaha baru untuk jadi tambahan penghasilan.

Polanya mengutamakan sistem budi daya tanaman laban di areal hutan laban yang telah tumbuh alami. Tidak menebang pohon utama secara acak. Hanya memanfaatkan dahan dan bekas limbah kayu yang tidak terpakai. “Kita tetap mengutamakan konsep hutan lestari,” tuturnya.

Salah satu anggota KTH, Nyungen Jaya dari Desa Rantau Atas Kecamatan Muara Samu, Ali mengatakan, hasil panen madu kini cukup menjanjikan. Ada 30 liter madu trigona dan beberapa kilogram propolis yang bisa diproduksi tiap bulan. “Alhamdulillah sudah ada bagi hasil untuk tiap anggota kelompok sejak kami mulai awal 2020 lalu,” kata Ali.

Sebelumnya sudah ada pembekalan pembuatan minyak atsiri yang terbuat dari serai wangi. Minyak ini dibutuhkan pabrik untuk membuat berbagai produk. Di antaranya, minyak telon, hand sanitizer, dan parfum. “Konsep multiusaha terus kita dorong kepada KTH dan masyarakat sekitar hutan berbasis HHBK,” lanjutnya.

Sumber : https://kaltim.prokal.co/read/news/384452-gali-potensi-usaha-dari-pemanfaatan-hasil-hutan-bukan-kayu-tanpa-menebang-hasilkan-arang-hingga-cuka-kayu

0   0
Bagikan :

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini