Salah satu Mimpi besar NTb yang tertuang dalam Misi Gubernur NTB adalah NTB Hijau, Asri dan Lestari. Hal ini sejalan dengan Misi Indonesia untuk menciptakan FOLU Net Sink Tahun 2030. Untuk mewujudkan misi ini tentunya pemerintah provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa berupaya menyentuh masyarakat dengan berbagai program yang berhubungan langsung dengan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian Alam dan kelangsungan Sosial Ekonomi masyarakat. Seperti Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan baik dengan menanam tanamn produktif seperti MPTS (Multy Purpose Tree Species) tanaman buah maupun dengan pembagunan bangunan Sipil Teknis seperti dam penahan dan Gully plug.

Di tengah gempuran dan ramainya masyarakat yang berbondong -bondong menanam jagung, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mewujudkan NTB Hijau. Kondisi lahan jagung yang mengharuskan kondisi lahan bersih dari segala jenis tumbuhan dan tanaman lain baik berupa pohon, perdu ,semak, sampai rumputpun harus bersih pada lahan jagung menyebabkan tingginya laju run off (air permukaan) sehingga meningkatnya resiko pendangkalan sungai akibat sedimentasi yang terlalu tinggi dan akhirnya berujung pada bencana banjir hingga longsor pada musim Hujan serta berkurangnya Debit dan mata air yang mengakibatkan kekeringan pada musim kemarau.

Hal ini juga di perparah oleh tingginya kebutuhan lahan masyarakat untuk penanaman jagung sampai harus masuk dan merambah kawasan hutan yang merupakan Sumber penyimpan cadangan air serta menjaga stabilitas lingkungan dan ekosistem. Menurut analisa spasial dan pengamatan di lapangan sejak tahun 2008 sebelum terbentuknya KPH , wilayah kecamatan lunyuk yang merupakan wilayah kerja BKPH Brang Beh sudah di kelola/dirambah oleh masyarakat seluas ± 3500 Ha. Lokasi ini merupakan areal yang tidak dtumbuhi oleh tanaman berkayu yang memiliki perakaran yang baik untuk cadangan air atau penahan tanah. Hanya di tanami dengan tanaman jagung.

Program Permata salah program Lingkungan Hidup kabupaten Sumbawa yang di dikung oleh pemerintah Provinsi NTB melalui UPTD Balai KPH salah satunya Balai KPH Brang Beh, merupakan bentuk apresiasi dan upaya membangun kesadaran masayarakat akan pentingnya menjaga ketersedian air dengan menjaga ekosistem pendukungnya..

Pada tahun 2021 KTH Ai beta mendapat penghargaan sebagai Kelompok yang mampu menjaga keberadaaan mata air serta mampu memaksimalkan potensi air untuk mendukung kegiatan sosial masyarakat khsusunya bagi warga desa Lunyuk Ode yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Sumber air ai beta di manfaaatkan oleh masyarakat terutama kelompk untuk kegiatan budidaya ikan air tawar, sumber air untuk irigasi persawahan hingga pemanfaatan untuk mendukung kegiatan Silvopasture ( kombinasi pembangunan Tanaman Kehutanan dengan Pola Agroforestry yang di sertai dengan Perternakan Sapi dan kuda).

Selain penghargaan dalam bentuk piagam dan pembinaan Oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Pemerintah NTB melalui BKPH Brang Beh pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB memberikan apresiasi kepada kelompok Ai beta dengan upaya peningkatan kapasitas kelompok serta memberikan support bibit – bibit tanaman kehutanan dan tanaman proodukti Buah (MPTS) guna trus menjaga kestabilan ekosistem penyangga di sekitar mata air Ai Beta.

Pada tahun 2022 ini Balai KPH brang Beh memerikan dukungan bibit untuk KTH Ai Beta serta 100 Ha lahan Hutan Masyarakat di kecamatan Lunyuk untuk membangun Hutan Rakyat. Jenis bibit yang dibagikan adalah terdiri dari  Tanaman Kehutanan untuk menunjang kebutuhan industri kayu di masa mendatang seperti jati dan mahoni serta tanaman buah – buahan untuk menambah pengahasilan masayarkat seprti Kemir, Kelngkeng, Alpukat, Nangka dan Sawo. Dengan harapan tanaman – tanaman produktif ini bisa menambah pendapatan masyarakat dan mampu merubah paradigma serta ketergantungan masyarakat terhadap tanaman semusim terutama ketergantungan terhadap jagung.

Dengan adanya kegiatan permata dan pengahargaan kepada kelompok Ai bEta ini, diharapkan mampu menggugah minat dan kesadaran masyarakat dan kelompok – kelompok lain yang berada di kecatan lunyuk.  Semakin banyaknya kelompok – kelompok yang sadar akan pentingnya menjaga mata air , maka semakin banyak pula tanaman- tanaman yang akan ditanam oleh masyarakat untuk menciptakan mata air - mata air baru sehingga terwujudnya NTB Hijau, Asri dan Lestari demi tercapainya Indonesia FOLU net sink 2030.

cloud
cloud

PERMATA sebagai Upaya Nyata mendukung NTB Hijau dan FOLU net sink


Salah satu Mimpi besar NTb yang tertuang dalam Misi Gubernur NTB adalah NTB Hijau, Asri dan Lestari. Hal ini sejalan dengan Misi Indonesia untuk menciptakan FOLU Net Sink Tahun 2030. Untuk mewujudkan misi ini tentunya pemerintah provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa berupaya menyentuh masyarakat dengan berbagai program yang berhubungan langsung dengan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian Alam dan kelangsungan Sosial Ekonomi masyarakat. Seperti Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan baik dengan menanam tanamn produktif seperti MPTS (Multy Purpose Tree Species) tanaman buah maupun dengan pembagunan bangunan Sipil Teknis seperti dam penahan dan Gully plug.

Di tengah gempuran dan ramainya masyarakat yang berbondong -bondong menanam jagung, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mewujudkan NTB Hijau. Kondisi lahan jagung yang mengharuskan kondisi lahan bersih dari segala jenis tumbuhan dan tanaman lain baik berupa pohon, perdu ,semak, sampai rumputpun harus bersih pada lahan jagung menyebabkan tingginya laju run off (air permukaan) sehingga meningkatnya resiko pendangkalan sungai akibat sedimentasi yang terlalu tinggi dan akhirnya berujung pada bencana banjir hingga longsor pada musim Hujan serta berkurangnya Debit dan mata air yang mengakibatkan kekeringan pada musim kemarau.

Hal ini juga di perparah oleh tingginya kebutuhan lahan masyarakat untuk penanaman jagung sampai harus masuk dan merambah kawasan hutan yang merupakan Sumber penyimpan cadangan air serta menjaga stabilitas lingkungan dan ekosistem. Menurut analisa spasial dan pengamatan di lapangan sejak tahun 2008 sebelum terbentuknya KPH , wilayah kecamatan lunyuk yang merupakan wilayah kerja BKPH Brang Beh sudah di kelola/dirambah oleh masyarakat seluas ± 3500 Ha. Lokasi ini merupakan areal yang tidak dtumbuhi oleh tanaman berkayu yang memiliki perakaran yang baik untuk cadangan air atau penahan tanah. Hanya di tanami dengan tanaman jagung.

Program Permata salah program Lingkungan Hidup kabupaten Sumbawa yang di dikung oleh pemerintah Provinsi NTB melalui UPTD Balai KPH salah satunya Balai KPH Brang Beh, merupakan bentuk apresiasi dan upaya membangun kesadaran masayarakat akan pentingnya menjaga ketersedian air dengan menjaga ekosistem pendukungnya..

Pada tahun 2021 KTH Ai beta mendapat penghargaan sebagai Kelompok yang mampu menjaga keberadaaan mata air serta mampu memaksimalkan potensi air untuk mendukung kegiatan sosial masyarakat khsusunya bagi warga desa Lunyuk Ode yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Sumber air ai beta di manfaaatkan oleh masyarakat terutama kelompk untuk kegiatan budidaya ikan air tawar, sumber air untuk irigasi persawahan hingga pemanfaatan untuk mendukung kegiatan Silvopasture ( kombinasi pembangunan Tanaman Kehutanan dengan Pola Agroforestry yang di sertai dengan Perternakan Sapi dan kuda).

Selain penghargaan dalam bentuk piagam dan pembinaan Oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Pemerintah NTB melalui BKPH Brang Beh pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB memberikan apresiasi kepada kelompok Ai beta dengan upaya peningkatan kapasitas kelompok serta memberikan support bibit – bibit tanaman kehutanan dan tanaman proodukti Buah (MPTS) guna trus menjaga kestabilan ekosistem penyangga di sekitar mata air Ai Beta.

Pada tahun 2022 ini Balai KPH brang Beh memerikan dukungan bibit untuk KTH Ai Beta serta 100 Ha lahan Hutan Masyarakat di kecamatan Lunyuk untuk membangun Hutan Rakyat. Jenis bibit yang dibagikan adalah terdiri dari  Tanaman Kehutanan untuk menunjang kebutuhan industri kayu di masa mendatang seperti jati dan mahoni serta tanaman buah – buahan untuk menambah pengahasilan masayarkat seprti Kemir, Kelngkeng, Alpukat, Nangka dan Sawo. Dengan harapan tanaman – tanaman produktif ini bisa menambah pendapatan masyarakat dan mampu merubah paradigma serta ketergantungan masyarakat terhadap tanaman semusim terutama ketergantungan terhadap jagung.

Dengan adanya kegiatan permata dan pengahargaan kepada kelompok Ai bEta ini, diharapkan mampu menggugah minat dan kesadaran masyarakat dan kelompok – kelompok lain yang berada di kecatan lunyuk.  Semakin banyaknya kelompok – kelompok yang sadar akan pentingnya menjaga mata air , maka semakin banyak pula tanaman- tanaman yang akan ditanam oleh masyarakat untuk menciptakan mata air - mata air baru sehingga terwujudnya NTB Hijau, Asri dan Lestari demi tercapainya Indonesia FOLU net sink 2030.


 Unduh Berkas sini.

96
0   0

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini