TARAKAN – Baru-baru ini, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan melaksanakan kegiatan pembinaan Masyarakat Peduli Api (MPA) dengan tema peningkatan kesiapsiagaan MPA. Hal ini, bertujuan untuk membantu menyegarkan pengetahuan dan kemampuan MPA dalam mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla. Sebagai informasi, KPH Tarakan telah membentuk 3 Masyarakat Peduli Api (MPA) di wilayah Unit IV Kota Tarakan. Yakni di 1 MPA di Kelurahan Juata Kerikil, Kecamatan Tarakan Utara dan 2 MPA di Kampung IV, Kecamatan Tarakan Timur.

Pembentukan MPA ini sendiri, disebutkan Kepala UPTD KPH Kota Tarakan, Ridwanto Suma merupakan bagian dari tanggungjawab KPH. Dimana, KPH bertanggung jawab dalam pengelolaan dan perlindungan kawasan hutan di Indonesia. “Kepentingan KPH terkait dengan MPA, diantaranya untuk membantu dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Lalu, meningkatkan Kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak, mengelola sumberdaya alam yang berkelanjutan dalam hal pencegahan kerusakan hutan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan hutan, pemberdayan masyarakat dan efektivitas upaya penanggulangan karhutla,” urai Suma.

Dari itu, secara umum, KPH dan MPA memiliki hubungan yang saling menguntungkan, dengan MPA membantu KPH dalam menjaga kelestarian hutan, mencegah kebakaran, dan memperkuat pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. “Dalam hal pencegahan karhutla misalnya, KPH bertugas untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah kerjanya. MPA yang terdiri dari masyarakat lokal dapat membantu KPH dalam pencegahan dengan melakukan pemantauan, deteksi dini, dan pengawasan terhadap aktivitas yang dapat memicu kebakaran. Dengan melibatkan masyarakat dalam pencegahan, KPH dapat lebih efektif dalam mengurangi risiko kebakaran,” ungkapnya.

Tak itu saja, diharapkan dengan pembentukan MPA ini dapat meningkatkan asupan materi edukasi kepada masyarakat. “KPH memerlukan MPA untuk memperluas penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan hutan serta bahaya kebakaran,” jelasnya.

Dari itu, penyegaran dan pembinaan MPA merupakan hal penting untuk dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini, adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi karhutla. Tak itu saja, lewat kegiatan tersebut diharapkan MPA mampu mendapatkan pelatihan dan pembaruan informasi mengenai cara-cara pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang efektif. Ini termasuk teknik pengendalian api yang aman, serta cara-cara untuk memadamkan api secara efektif dengan sumber daya yang terbatas.

“Mengingat perubahan situasi dan kebijakan, kegiatan ini bertujuan untuk menyegarkan pengetahuan anggota MPA tentang regulasi terbaru, prosedur, dan teknologi dalam menangani kebakaran hutan. Tujuan lainnya, adalah mempererat hubungan antara masyarakat dengan instansi terkait seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak lainnya yang terlibat dalam penanggulangan karhutla,” paparnya.

Pada kegiatan pembinaan MPA tersebut, pembicara utamanya adalah Ginanjar Saras Adhiguna, Widyaiswara Ahli Pertama BPLHK Samarinda.(*/tim)

cloud
cloud

KPH Tarakan ‘Segarkan’ Pengetahuan MPA


blog

TARAKAN – Baru-baru ini, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan melaksanakan kegiatan pembinaan Masyarakat Peduli Api (MPA) dengan tema peningkatan kesiapsiagaan MPA. Hal ini, bertujuan untuk membantu menyegarkan pengetahuan dan kemampuan MPA dalam mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla. Sebagai informasi, KPH Tarakan telah membentuk 3 Masyarakat Peduli Api (MPA) di wilayah Unit IV Kota Tarakan. Yakni di 1 MPA di Kelurahan Juata Kerikil, Kecamatan Tarakan Utara dan 2 MPA di Kampung IV, Kecamatan Tarakan Timur.

Pembentukan MPA ini sendiri, disebutkan Kepala UPTD KPH Kota Tarakan, Ridwanto Suma merupakan bagian dari tanggungjawab KPH. Dimana, KPH bertanggung jawab dalam pengelolaan dan perlindungan kawasan hutan di Indonesia. “Kepentingan KPH terkait dengan MPA, diantaranya untuk membantu dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Lalu, meningkatkan Kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak, mengelola sumberdaya alam yang berkelanjutan dalam hal pencegahan kerusakan hutan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan hutan, pemberdayan masyarakat dan efektivitas upaya penanggulangan karhutla,” urai Suma.

Dari itu, secara umum, KPH dan MPA memiliki hubungan yang saling menguntungkan, dengan MPA membantu KPH dalam menjaga kelestarian hutan, mencegah kebakaran, dan memperkuat pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. “Dalam hal pencegahan karhutla misalnya, KPH bertugas untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah kerjanya. MPA yang terdiri dari masyarakat lokal dapat membantu KPH dalam pencegahan dengan melakukan pemantauan, deteksi dini, dan pengawasan terhadap aktivitas yang dapat memicu kebakaran. Dengan melibatkan masyarakat dalam pencegahan, KPH dapat lebih efektif dalam mengurangi risiko kebakaran,” ungkapnya.

Tak itu saja, diharapkan dengan pembentukan MPA ini dapat meningkatkan asupan materi edukasi kepada masyarakat. “KPH memerlukan MPA untuk memperluas penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan hutan serta bahaya kebakaran,” jelasnya.

Dari itu, penyegaran dan pembinaan MPA merupakan hal penting untuk dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini, adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi karhutla. Tak itu saja, lewat kegiatan tersebut diharapkan MPA mampu mendapatkan pelatihan dan pembaruan informasi mengenai cara-cara pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang efektif. Ini termasuk teknik pengendalian api yang aman, serta cara-cara untuk memadamkan api secara efektif dengan sumber daya yang terbatas.

“Mengingat perubahan situasi dan kebijakan, kegiatan ini bertujuan untuk menyegarkan pengetahuan anggota MPA tentang regulasi terbaru, prosedur, dan teknologi dalam menangani kebakaran hutan. Tujuan lainnya, adalah mempererat hubungan antara masyarakat dengan instansi terkait seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak lainnya yang terlibat dalam penanggulangan karhutla,” paparnya.

Pada kegiatan pembinaan MPA tersebut, pembicara utamanya adalah Ginanjar Saras Adhiguna, Widyaiswara Ahli Pertama BPLHK Samarinda.(*/tim)

0   0
Bagikan :

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini