TARAKAN - Dalam 2 bulan terakhir ini, tercatat sudah 12 kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Tarakan. Disebutkan, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan, Ridwanto Suma, Februari menjadi bulan yang mencatatkan kejadian karhutla terbanyak sejauh ini, yakni sekitar 11 kejadian. "Kondisi ini disebabkan peralihan cuaca, dari bulan basah ke bulan kering ditambah suhu yang tinggi dan kelembaban yang rendah sehingga kejadian karhutla baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia cukup tinggi," ujarnya.

Dilihat dari pola kejadiannya, maka karhutla yang terjadi di Tarakan umumnya berada di lahan warga yang dikelola untuk perkebunan maupun kavlingan. Untuk itu, KPH Tarakan sementara ini mengindikasikan bahwa kejadian karhutla umumnya dilakukan oleh oknum masyarakat. "Masih pola lama, membakar lahan untuk memudahkan pembersihan lahan. Sayangnya, tidak terkendali dan dilaporkan kepada KPH Tarakan atau instansi terkait lainnya guna pemantauan. Akibatnya, api merambat ke area lain termasuk kedalam kawasan lindung," tuturnya.

Saat ini, wilayah Kelurahan Pantai Amal, Kampung 1/Skip dan Juata Laut merupakan daerah yang paling rawan kejadian karhutla. "Kejadian karhutla kebanyakan terlaporkan pada siang hingga sore hari, dan ada beberapa yang berlanjut hingga malam hari. Utamanya di daerah bergambut di dekat pesisir pantai Tarakan," jelasnya.

Luasan area yang terbakar pada kejadian karhutla di Tarakan sejauh ini, rata-rata mencapai 2 hektare lebih. Dan, proses pengendalian karhutla sendiri, dilakukan secara terpadu antara KPH Tarakan bersama institusi terkait lainnya. Seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan, Korlakar, dan lainnya. "Pengendalian karhutla memang harus terpadu, dimana keterlibatan instansi teknis terkait seperti BPBD dan lainnya adalah penting. KPH Tarakan memang memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) dan peralatan memadai, tapi kejadian karhutla dapat terjadi dimana saja. Untuk itu, koordinasi dan sinergi serta upaya saling mendukung antara KPH Tarakan dan instansi terkait harus dipertahankan kualitasnya sehingga kejadian karhutla dapat ditangani secepat mungkin," bebernya.

Sebagai informasi, kejadian karhutla teranyar yang ditangani KPH Tarakan adalah di Rukun Tetangga (RT) 13 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan Timur pada Jum'at (23/2) malam. Diketahui, lokasi tersebut adalah lahan perkebunan dengan tekstur tanah bergambut bersemak. Di tempat lain pada hari yang sama, juga terjadi karhutla tepatnya di Jalan Padaidi, Juata Laut, Tarakan Utara.(*/tim)

cloud
cloud

2 Bulan Sudah 12 Kejadian Karhutla


blog

TARAKAN - Dalam 2 bulan terakhir ini, tercatat sudah 12 kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Tarakan. Disebutkan, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan, Ridwanto Suma, Februari menjadi bulan yang mencatatkan kejadian karhutla terbanyak sejauh ini, yakni sekitar 11 kejadian. "Kondisi ini disebabkan peralihan cuaca, dari bulan basah ke bulan kering ditambah suhu yang tinggi dan kelembaban yang rendah sehingga kejadian karhutla baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia cukup tinggi," ujarnya.

Dilihat dari pola kejadiannya, maka karhutla yang terjadi di Tarakan umumnya berada di lahan warga yang dikelola untuk perkebunan maupun kavlingan. Untuk itu, KPH Tarakan sementara ini mengindikasikan bahwa kejadian karhutla umumnya dilakukan oleh oknum masyarakat. "Masih pola lama, membakar lahan untuk memudahkan pembersihan lahan. Sayangnya, tidak terkendali dan dilaporkan kepada KPH Tarakan atau instansi terkait lainnya guna pemantauan. Akibatnya, api merambat ke area lain termasuk kedalam kawasan lindung," tuturnya.

Saat ini, wilayah Kelurahan Pantai Amal, Kampung 1/Skip dan Juata Laut merupakan daerah yang paling rawan kejadian karhutla. "Kejadian karhutla kebanyakan terlaporkan pada siang hingga sore hari, dan ada beberapa yang berlanjut hingga malam hari. Utamanya di daerah bergambut di dekat pesisir pantai Tarakan," jelasnya.

Luasan area yang terbakar pada kejadian karhutla di Tarakan sejauh ini, rata-rata mencapai 2 hektare lebih. Dan, proses pengendalian karhutla sendiri, dilakukan secara terpadu antara KPH Tarakan bersama institusi terkait lainnya. Seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan, Korlakar, dan lainnya. "Pengendalian karhutla memang harus terpadu, dimana keterlibatan instansi teknis terkait seperti BPBD dan lainnya adalah penting. KPH Tarakan memang memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) dan peralatan memadai, tapi kejadian karhutla dapat terjadi dimana saja. Untuk itu, koordinasi dan sinergi serta upaya saling mendukung antara KPH Tarakan dan instansi terkait harus dipertahankan kualitasnya sehingga kejadian karhutla dapat ditangani secepat mungkin," bebernya.

Sebagai informasi, kejadian karhutla teranyar yang ditangani KPH Tarakan adalah di Rukun Tetangga (RT) 13 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan Timur pada Jum'at (23/2) malam. Diketahui, lokasi tersebut adalah lahan perkebunan dengan tekstur tanah bergambut bersemak. Di tempat lain pada hari yang sama, juga terjadi karhutla tepatnya di Jalan Padaidi, Juata Laut, Tarakan Utara.(*/tim)

0   0
Bagikan :

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini