Koreksi kebijakan pemerintah dengan memberikan hak legal bagi kelompok tani dalam bentuk program Perhutanan Sosial, membuahkan hasil. Gelaran One Day With Indonesia Coffee Fruits Floriculture (ODICOFF) berhasil menarik minat para pelaku usaha di Turki untuk serius menggandeng para petani kopi di Indonesia.
Sembilan Letter of Intent (LoI) ditandatangani antara tiga pendamping Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dari Kopi Batabual Maluku, Kopi Kerinci Jambi dan Kopi Rimba Bajawa Nusa Tenggara Timur dengan tiga perusahaan Turki yaitu PT 2 A GLOBAL, USEFDER dan International Elite union CO (IEU). LoI merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak untuk bekerjasama dan menjajaki peluang pasar kopi dan produk lainnya yang dibutuhkan.
LoI akan ditindaklanjuti dengan serangkaian pertemuan intensif para pihak dengan para pelaku usaha untuk memastikan besarnya peluang ekspor, demand dan supply, serta standarisasinya. Turki menjadi salah satu dari 10 negara untuk penyelenggaraan ODICOFF karena negara ini merupakan pintu masuk perdagangan Eropa, Asia dan Timur Tengah.
”Kita bersyukur para petani kopi Indonesia mampu menembus pasar dunia. Bahkan sudah ada pengusaha Turki yang bersedia melakukan pendampingan dan pelatihan agar kualitas kopi sesuai dengan standar yang dibutuhkan pasar internasional. Ini tentu menjadi kabar baik bagi petani kopi di wilayah hutsos lainnya,” kata Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK, Bambang Supriyanto, Jumat (3/12/2021).
Potensi kopi petani Indonesia sangat besar, karena luasan lahan lebih dari 300.000 ha, dimana produksinya bisa mencapai 32.230,79 ton per tahun. Pemerintah Indonesian telah mengalokasikan izin seluas 12,7 juta ha untuk masyarakat petani sekitar hutan. Melalui hutan sosial, petani dapat meningkatkan ekonomi mereka melalui budi daya tanaman pertanian dengan konsep sosial forestry.
”Inilah hasil dari konsep utama perhutanan sosial, yakni hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Hulu dan hilirnya masyarakat didampingi, melalui pelatihan dan sekolah lapang. Selain itu juga ada dukungan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani. Untuk kalangan milenial, hasil hutan sosial seperti kopi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup, sehingga muncul trend di kalangan anak muda menjadi barista,” ungkapnya.
Dalam rangkaian ODICOFF yang dilaksanakan pada tanggal 1-4 Desember 2021 di Istanbul, Turki, para pengusaha juga merasakan langsung nikmatnya berbagai jenis kopi hasil produksi petani Indonesia. Ada enam produk kopi yang dijadikan sampel saat Coffe Cupping,,tiga diantaranya adalah Kopi Agrofroestry Batabual Maluku, Kopi Kerinci dan Bhajawa Kopi.
Sebelumnya delegasi Indonesia yang terdiri dari perwakilan KLHK dan Kementan juga menggelar pertemuan bisnis dengan MUSIAD. Organisasi ini memiliki perwakilan di lebih dari 80 negara termasuk Indonesia, dengan jumlah anggota sebanyak 11.000 pengusaha dan 60.000 perusahaan.
Melalui agenda ini juga disampaikan pesan penting tentang peningkatan kualitas lingkungan sekaligus kesejahteraan petani dan perekonomian masyarakat setempat yang telah berjalan melalui konsep social forestry. Ada lebih dari 70 produk perhutanan sosial Indonesia menarik minat calon mitra potensial yang telah memiliki pangsa pasar internasional.
Pihak delegasi Indonesia maupun Turki menyampaikan pentingnya kerjasama Ekonomi antar kedua negara. Selain budaya, kesamaan kedua negara sebagai negara muslim terbesar juga semakin membuka peluang kerjasama terutama di sektor pertanian.
Para pengusaha Turki juga diundang untuk menghadiri Festival Perhutanan Nasional dengan tema kopi, yang akan berlangsung pada tanggal 25-27 Januari 2022. Dalam festival ini nantinya akan banyak lagi ditemukan berbagai keragaman dan keunikan kopi Indonesia.
Sumbet : Kepala UPTD KPHP Kerinci unit I