Desa Songkar merupakan salah satu desa yang keberadaannya berbatasan dengan kawasan hutan yaitu tepatnya di wilayah RTK 78 KH Olat Lake RPH Gili Ngara Dangar dan Olat Lake KPH Batulanteh. Keberadaannya yang cukup dekat dengan kawasan hutan menjadikan desa ini cukup rentan sebagai pintu masuk perambahan dan perusakan hutan. Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan perhatian lebih sehingga kawasan hutan dapat lebih terjaga dan terlindungi dari kegiatan-kegiatan perusakan.

Desa Songkar sudah dijadikan salah satu desa wisata oleh pemerintah kabupaten Sumbawa. Adapun aktifitas wisata yang ada di Desa Songkar yang sudah berkembang adalah wisata paralayang. Desa Songkar sudah menganggarkan biaya yang cukup besar untuk perbaikan akses jalan menuju lokasi take off paralayang dan lokasi landing paralayang, akan tetapi tentunya itu tidak akan cukup mengingat kebutuhan untuk menjadikan suatu kawasan menjadi kawasan wisata yang ramah lingkungan membutuhkan dana yang sangat besar. Selain paralayang, desa Songkar juga memiliki embung yang juga sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai pendukung wisata paralayang. Dalam proposal ini yang akan diminta adalah penyempurnaan untuk wisata paralayang dan penambahan objek wisata yaitu wisata embung Songkar. Kegiatan wisata paralayang berada di dalam kawasan Hutan Lindung Pemanfaatan KPH Batulanteh sedangkan embung Songkar berada di luar kawasan tetapi berada di dalam lahan Desa Songkar.

Fasilitas yang sudah ada seperti akses jalan menuju take off paralayang, shalter pendaratan paralayang, rumah pohon, dan beberapa fasilitas pendukung lain masih belum cukup sehingga dibutuhkan fasilitas yang lebih lengkap seperti penataan lokasi take off, halte di lokasi take off, parasut paralayang, fliying fox, sepeda air, dan lain-lain.

Dalam rangka melakukan penghijauan atau reboisasi sebagai upaya untuk menggantikan areal yang digunakan sebagai lokasi wisata, kelompok juga akan meminta pengadaan tanaman untuk kegiatan agroforestry. Sebanyak 3000 bibit akan ditanamn di dalam kawasan yang tingkat kepadatan pohonnya rendah. Kegiatan penanaman pohon ini akan dilakukan di dalam kawasan dan disekitar embung Songkar. Selain itu juga terdapat beberapa program dari APBD yang menganggarkan untuk dilakukan penghijauan di sekitar kawasan hutan desa songkar.

Desa Songkar merupakan salah satu desa yang keberadaannya berbatasan dengan kawasan hutan yaitu tepatnya di RPH Gili Ngara Dangar dan Olat Lake KPH Batulanteh. Keberadaannya yang cukup dekat dengan kawasan hutan menjadikan desa ini cukup rentan sebagai pintu masuk perambahan dan perusakan hutan. Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan perhatian lebih sehingga kawasan hutan dapat lebih terjaga dan terlindungi dari kegiatan-kegiatan perusakan.

Desa Songkar sudah dijadikan salah satu desa wisata oleh pemerintah kabupaten Sumbawa. Adapun aktifitas wisata yang ada di Desa Songkar yang sudah berkembang adalah wisata paralayang. Desa Songkar sudah menganggarkan biaya yang cukup besar untuk perbaikan akses jalan menuju lokasi take off paralayang dan lokasi landing paralayang, akan tetapi tentunya itu tidak akan cukup mengingat kebutuhan untuk menjadikan suatu kawasan menjadi kawasan wisata yang ramah lingkungan membutuhkan dana yang sangat besar. Selain paralayang, desa Songkar juga memiliki embung yang juga sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai pendukung wisata paralayang. Dalam proposal ini yang akan diminta adalah penyempurnaan untuk wisata paralayang dan penambahan objek wisata yaitu wisata embung Songkar. Kegiatan wisata paralayang berada di dalam kawasan Hutan Lindung Pemanfaatan KPH Batulanteh sedangkan embung Songkar berada di luar kawasan tetapi berada di dalam lahan Desa Songkar.

Fasilitas yang sudah ada seperti akses jalan menuju take off paralayang, shalter pendaratan paralayang, rumah pohon, dan beberapa fasilitas pendukung lain masih belum cukup sehingga dibutuhkan fasilitas yang lebih lengkap seperti penataan lokasi take off, halte di lokasi take off, parasut paralayang, fliying fox, sepeda air, dan lain-lain.

Dalam rangka melakukan penghijauan atau reboisasi sebagai upaya untuk menggantikan areal yang digunakan sebagai lokasi wisata, kelompok juga akan meminta pengadaan tanaman untuk kegiatan agroforestry. Sebanyak 3000 bibit akan ditanamn di dalam kawasan yang tingkat kepadatan pohonnya rendah. Kegiatan penanaman pohon ini akan dilakukan di dalam kawasan dan disekitar embung Songkar. Selain itu juga terdapat beberapa program dari APBD yang menganggarkan untuk dilakukan penghijauan di sekitar kawasan hutan desa songkar.

Kelompok sadar wisata merupakan sekelompok orang yang memiliki latar belakang yang berbeda namunmemiliki tujuan dan komitmen bersama pemerintah desa mengelolah destinasi dan potensi desa disekitarnya.

Maksud dari pembentukan pokdarwis adalah mengembangkankelompok masyarakat yang dapat berperan sebagai motivator, penggerak serta komunikator dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian masyarakat di sekitar destinasi pariwisata atau lokasi daya tarik wisata agar dapat berperan sebagai tuan rumah yang baik bagi berkembangnya kepariwisataan, serta memiliki kesadaran akan peluang dan nilai manfaat yang dapat dikembangkan dari kegiatan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Kelompok sadar wisata atau lebih dikenal dengan istilah POKDARWIS inipertama kali didirika di desa songkar dengan alasan adanya potensi desa dalam hal pariwisata khusunya potensi wisata Parahlayang yang ingin terus dikembanglkan menginggat potensi ini akan sangat menguntungkan bagi masyarakat desa songkar jika bisa dimanfaatkan dengan cara sebaik mungkin.

 Dengan tujuan partisipasi secara nyata dalam kegiatan yang menyangkut wisata maka POKDARWIS adalah bukti peran serta nyata dari masyarakat untuk membangu desanya masing-masing apalagi jika elemen masyarakat ,pemangku kebijakan,pemangku pasar, stic holder,menyatuhkan langkah dan fikiran masing-masing melaksanakan tugas pokok serta mempeunyai semangt yang tinggi demi terwujutnya desa wisata yang diinginkan .

TUJUAN

Adapun tujuan dari dibentunya pokdarwis desa songkar adalah :

  1. Meningkatkan pemahaman kepariwisataan  dikabupaten sumbawa khususnya di Desa songkar kecamatan Moyo Utara
  2. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam menbagun kepariwisataan
  3. Meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan
  4. Mewujutkan rasa kebersamaan dan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan desa wisata tersebut
  5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah wisata khususnya desa songkar dengan memanfaatkan potensi dan peluang usaha dari desa wisata.
cloud
cloud

PENGEMBANGAN DESA EKOWISATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT DESA DALAM BIDANG WISATA NUSA ,WISATA TIRTA, DAN WISATA DIRGA


Desa Songkar merupakan salah satu desa yang keberadaannya berbatasan dengan kawasan hutan yaitu tepatnya di wilayah RTK 78 KH Olat Lake RPH Gili Ngara Dangar dan Olat Lake KPH Batulanteh. Keberadaannya yang cukup dekat dengan kawasan hutan menjadikan desa ini cukup rentan sebagai pintu masuk perambahan dan perusakan hutan. Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan perhatian lebih sehingga kawasan hutan dapat lebih terjaga dan terlindungi dari kegiatan-kegiatan perusakan.

Desa Songkar sudah dijadikan salah satu desa wisata oleh pemerintah kabupaten Sumbawa. Adapun aktifitas wisata yang ada di Desa Songkar yang sudah berkembang adalah wisata paralayang. Desa Songkar sudah menganggarkan biaya yang cukup besar untuk perbaikan akses jalan menuju lokasi take off paralayang dan lokasi landing paralayang, akan tetapi tentunya itu tidak akan cukup mengingat kebutuhan untuk menjadikan suatu kawasan menjadi kawasan wisata yang ramah lingkungan membutuhkan dana yang sangat besar. Selain paralayang, desa Songkar juga memiliki embung yang juga sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai pendukung wisata paralayang. Dalam proposal ini yang akan diminta adalah penyempurnaan untuk wisata paralayang dan penambahan objek wisata yaitu wisata embung Songkar. Kegiatan wisata paralayang berada di dalam kawasan Hutan Lindung Pemanfaatan KPH Batulanteh sedangkan embung Songkar berada di luar kawasan tetapi berada di dalam lahan Desa Songkar.

Fasilitas yang sudah ada seperti akses jalan menuju take off paralayang, shalter pendaratan paralayang, rumah pohon, dan beberapa fasilitas pendukung lain masih belum cukup sehingga dibutuhkan fasilitas yang lebih lengkap seperti penataan lokasi take off, halte di lokasi take off, parasut paralayang, fliying fox, sepeda air, dan lain-lain.

Dalam rangka melakukan penghijauan atau reboisasi sebagai upaya untuk menggantikan areal yang digunakan sebagai lokasi wisata, kelompok juga akan meminta pengadaan tanaman untuk kegiatan agroforestry. Sebanyak 3000 bibit akan ditanamn di dalam kawasan yang tingkat kepadatan pohonnya rendah. Kegiatan penanaman pohon ini akan dilakukan di dalam kawasan dan disekitar embung Songkar. Selain itu juga terdapat beberapa program dari APBD yang menganggarkan untuk dilakukan penghijauan di sekitar kawasan hutan desa songkar.

Desa Songkar merupakan salah satu desa yang keberadaannya berbatasan dengan kawasan hutan yaitu tepatnya di RPH Gili Ngara Dangar dan Olat Lake KPH Batulanteh. Keberadaannya yang cukup dekat dengan kawasan hutan menjadikan desa ini cukup rentan sebagai pintu masuk perambahan dan perusakan hutan. Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan perhatian lebih sehingga kawasan hutan dapat lebih terjaga dan terlindungi dari kegiatan-kegiatan perusakan.

Desa Songkar sudah dijadikan salah satu desa wisata oleh pemerintah kabupaten Sumbawa. Adapun aktifitas wisata yang ada di Desa Songkar yang sudah berkembang adalah wisata paralayang. Desa Songkar sudah menganggarkan biaya yang cukup besar untuk perbaikan akses jalan menuju lokasi take off paralayang dan lokasi landing paralayang, akan tetapi tentunya itu tidak akan cukup mengingat kebutuhan untuk menjadikan suatu kawasan menjadi kawasan wisata yang ramah lingkungan membutuhkan dana yang sangat besar. Selain paralayang, desa Songkar juga memiliki embung yang juga sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai pendukung wisata paralayang. Dalam proposal ini yang akan diminta adalah penyempurnaan untuk wisata paralayang dan penambahan objek wisata yaitu wisata embung Songkar. Kegiatan wisata paralayang berada di dalam kawasan Hutan Lindung Pemanfaatan KPH Batulanteh sedangkan embung Songkar berada di luar kawasan tetapi berada di dalam lahan Desa Songkar.

Fasilitas yang sudah ada seperti akses jalan menuju take off paralayang, shalter pendaratan paralayang, rumah pohon, dan beberapa fasilitas pendukung lain masih belum cukup sehingga dibutuhkan fasilitas yang lebih lengkap seperti penataan lokasi take off, halte di lokasi take off, parasut paralayang, fliying fox, sepeda air, dan lain-lain.

Dalam rangka melakukan penghijauan atau reboisasi sebagai upaya untuk menggantikan areal yang digunakan sebagai lokasi wisata, kelompok juga akan meminta pengadaan tanaman untuk kegiatan agroforestry. Sebanyak 3000 bibit akan ditanamn di dalam kawasan yang tingkat kepadatan pohonnya rendah. Kegiatan penanaman pohon ini akan dilakukan di dalam kawasan dan disekitar embung Songkar. Selain itu juga terdapat beberapa program dari APBD yang menganggarkan untuk dilakukan penghijauan di sekitar kawasan hutan desa songkar.

Kelompok sadar wisata merupakan sekelompok orang yang memiliki latar belakang yang berbeda namunmemiliki tujuan dan komitmen bersama pemerintah desa mengelolah destinasi dan potensi desa disekitarnya.

Maksud dari pembentukan pokdarwis adalah mengembangkankelompok masyarakat yang dapat berperan sebagai motivator, penggerak serta komunikator dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian masyarakat di sekitar destinasi pariwisata atau lokasi daya tarik wisata agar dapat berperan sebagai tuan rumah yang baik bagi berkembangnya kepariwisataan, serta memiliki kesadaran akan peluang dan nilai manfaat yang dapat dikembangkan dari kegiatan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Kelompok sadar wisata atau lebih dikenal dengan istilah POKDARWIS inipertama kali didirika di desa songkar dengan alasan adanya potensi desa dalam hal pariwisata khusunya potensi wisata Parahlayang yang ingin terus dikembanglkan menginggat potensi ini akan sangat menguntungkan bagi masyarakat desa songkar jika bisa dimanfaatkan dengan cara sebaik mungkin.

 Dengan tujuan partisipasi secara nyata dalam kegiatan yang menyangkut wisata maka POKDARWIS adalah bukti peran serta nyata dari masyarakat untuk membangu desanya masing-masing apalagi jika elemen masyarakat ,pemangku kebijakan,pemangku pasar, stic holder,menyatuhkan langkah dan fikiran masing-masing melaksanakan tugas pokok serta mempeunyai semangt yang tinggi demi terwujutnya desa wisata yang diinginkan .

TUJUAN

Adapun tujuan dari dibentunya pokdarwis desa songkar adalah :

  1. Meningkatkan pemahaman kepariwisataan  dikabupaten sumbawa khususnya di Desa songkar kecamatan Moyo Utara
  2. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam menbagun kepariwisataan
  3. Meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan
  4. Mewujutkan rasa kebersamaan dan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan desa wisata tersebut
  5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah wisata khususnya desa songkar dengan memanfaatkan potensi dan peluang usaha dari desa wisata.

 Unduh Berkas sini.

130
1   0

Ada pertanyaan mengenai pengalaman ini ? Diskusikan pada kolom komentar ini