Petani Tanah Laut bersama PT Arutmin Indonesia melakukan panen perdana kayu putih di Gunung Batu, Kecamatan Pelaihari. Foto-apahabar.com/Istimewa
Memanfaatkan lahan kritis daerah aliran sungai (DAS) kelompok tani berhasil melaksanakan panen perdana kayu putih di lereng Gunung Batu.
Ali Candra - Apahabar.com
apahabar.com, PELAIHARI – Memanfaatkan lahan kritis daerah aliran sungai (DAS) kelompok tani berhasil melaksanakan panen perdana kayu putih di lereng Gunung Batu, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.
Penanaman minyak kayu putih di Gunung Batu, Pelaihari itu atas kerja sama kelompok tani setempat dengan PT Arutmin Indonesia.
Panen perdana kayu putih itu berhasil dan tumbuh subur setelah lima tahun digalakkan pada daerah lahan kritis DAS.
Delma Azrin, Safety Health Environment Community manager (SHEC manager) PT Arutmin Indonesia mengatakan ini salah satu kewajiban pihaknya untuk menghijaukan kembali lahan kritis di Gunung Batu.
Rehabilitasi DAS ini suatu kewajiban perusahaan selain melakukan reklamasi di luar konsesi PT Arutmin Indonesia.
Panen perdana ini, sambung Delma, dilakukan pada Rabu (8/6) lalu atau bertepatan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022.
“PT Arutmin Indonesia dan petani menggelar acara panen perdana kayu putih di kawasan kerja rehabilitasi kritis hutan,” kata Delma kepada apahabar.com, Minggu (12/6).
Delma bilang, adanya kayu putih selain bermanfaat ditanam dari sisi ekonomi, pengembangannya diyakini akan mampu bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Arutmin Indonesia sudah beberapa kali melakukan penanaman jenis pohon lain yang diminta masyarakat, seperti pohon karet dan hasilnya tidak tumbuh dengan baik.
Kemudian kata Delma Azrin, dari arahan oleh pakar tanaman dari Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bahwa jenis pohon kayu putih atau eucalyptus cocok ditanam di Gunung Batu dan hasilnya sudah lima tahun tumbuh tinggi sepanjang lima meter.
“Panen perdana kayu putih ini akan diolah dijadikan minyak kayu putih,” ucap Delma.
Menurutnya, pohon kayu putih bisa menjadi nilai kemanfaatan untuk masyarakat setempat secara ekonomi. Tanaman kayu putih di Gunung Batu Pelaihari melibatkan kelompok tani sekitar, yang nantinya akan memelihara dan menjaga memanfaatkan hasilnya.
Terpisah, Badarudin dari Fakultas Kehutanan ULM mengatakan tanaman kayu putih atau eucalyptus cocok dijadikan untuk pemberdayaan masyarakat.
Ia berharap perusahaan yang lain di Kalimantan Selatan bisa mencontoh melihat keberhasilan tanaman kayu putih di Gunung Batu Pelaihari. Bagaimana mengelola alam menjadi bagus dan masyarakat jadi sejahtera.
“Ini jadi contoh bagi perusahaan lain bisa digalakkan di Kalimantan Selatan karena menjadi hal yang baru penanaman kayu putih di lahan Gunung Batu, sudah beberapa kali proses dicoba tanaman lain susah untuk tumbuh,” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Tanah Laut, Ismail Fahmi mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh PT Arutmin Indonesia.
Dia berharap, kegiatan tidak saja memperbaiki lingkungan, namun harus menjadi sebuah penggerak ekonomi masyarakat sekitar.
“Seperti tanaman kayu putih ini di Gunung Batu Pelaihari bisa menjadi kemanfaatan untuk masyarakat dan meningkatkan ekonominya,” ucapnya.
Ismail Fahmi mengakui, Arutmin Indonesia di Tanah Laut banyak berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan baik di pemerintah maupun di masyarakat.
“Saya harapkan perusahaan yang lain bisa melakukan kegiatan serupa seperti Arutmin Indonesia dan lebih semarak lagi,” tandasnya.
Dalam pelaksanaan panen perdana minyak kayu putih Gunung Batu Pelaihari dihadiri Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tanah Laut, DPRKPLH, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Barito, Dinas Kehutanan Kalsel, Fakultas Kehutanan ULM.
Editor: Aprianoor - Apahabar.com
Sumber : apahabar.com